About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

11/12/2012

Solidaritas dan Arti Sahabat


“Ya Allah, Dia adalah bagian dari diriku dan aku adalah bagian dari dirinya”
-Rasulullah  SAW tentang sang sahabat, Julaibib

 SAHABAT. Ya sebuah kata yang selalu ada selama kehidupan umat manusia. Kebutuhan primer manusia. Sekali lagi sahabat. Ikatan yang dapat menjerumuskan dan menghancurkan para pemuda atau malah sebaliknya. Sekali lagi sahabat, sebuah tema yang menjadi inspirasi bagi film, buku, puisi, dan lirik lagu. 

Sahabat adalah sebuah kebutuhan. Bahkan Nabi Musa as. membutuhkan sahabat dalam urusannya, Nabi Harun as.. Nabi Isa as. pun bersama para sahabatnya, 12 orang Hawariyyin.

Allah pun berfirman kepada Rasulullah SAW:
 “Bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan di waktu pagi dan petang dengan mengharapkan ridha-Nya (TQS al-Kahf:28)
Rasulullah SAW bersabda : “Seseorang bergantung pada agama temannya. Karena itu hendaklah setiap orang memperhatikan dengan siapa ia berteman”

 Sahabat bukanlah orang yang hanya pada kondisi tertentu bersama kita. Namun, sahabat adalah orang pilihan kita. Kita harus melihat apakah ia cocok dengan pendidikan, lingkungan, akhlak, agama, dan tabiat kita. Karena itu Rasul SAW bersabda, “Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” Pada hari kiamat nanti, kita akan bersama orang yang kita cintai. Karena itu, saatnya kita memilih dengan bersama siapa kita akan dibangkitkan. Betapa penting seorang sahabat dalam hidup ini.

Beruntunglah Umar ra. yang bersahabat dengan Abu Bakar ra. Abu Bakar mampu meluruskan Umar pada karakternya yang keras sehingga kadang menyulitkannya mentaati Sang Nabi. Itulah mungkin jalan yang harus kita tempuh, bersahabat dengan orang-orang mulia. Dan tidak ada kemuliaan kecuali bersama-sama di jalan dakwah. ‘Jalan cinta sang pejuang’ begitu istilah Salim A. Fillah.

 Hubungan persahabatan yang paling indah adalah hubungan karena Allah. Engkau mencintainya karena Allah dan ia mencintai kita karena Allah. Kita melihat banyak sahabat di dunia saling berkhianat dan mencelakakan. Namun yakinlah jika kita saling mencinta karena Allah tentu ia tidak akan menyesatkan kita.
Pernahkah engkau mendengar cerita persahabatan Salman al-farisi dan Abu Darda yang mampu melampaui rasa cemburu dalam pinangan pada seorang wanita. Dan pernahkah engkau mendengar pengorbanan Ikrimah bin Abu Jahal di perang Yarmuk untuk sahabat. Dia meninggal di jalan Allah. Percayalah dengan sedikit contoh tersebut. Cinta karena Allah mampu melampaui batas suka dan tidak suka.

Kita bisa merasakan nikmatnya persahabatan ketika mendengar sebuh hadist Qudsi berikut ini. Sebagaimana uang diriwayatkan oleh Mu’adz ibn Jabal r.a dari Rasulullah SAW. Allah berfirman, “Cinta-Ku wajib untuk mereka yang saling mencintai karena-Ku”.  Bahkan hanya persahabatan dan cinta di jalan Allah yang mampu membuat para nabi dan syuhada iri kepada mereka di hari kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah.

Sungguh aku ingin katakan dengan jujur. Siapa yang tidak mendapatkan sahabat yang ia cintai karena Allah, sungguh ia hidup di dunia tanpa pernah menikmati rasa terindah di dunia. Jika kita belum memiliki sahabat tersebut maka carilah. Semoga Allah memberikan hadiahnya untuk kita. Dan jika kita telah memiliki sahabat-sahabat yang mulia, yang mengingatkan kita jika salah dan senantiasa mengajak pada kebaikan. Maka berbahagialah dan hendaknya ia memegang erat-erat sebab di zaman ini jarang sekali kita temui sahabat seperti ini. Berjanjilah untuk tidak pernah melepasnya.

Dan untuk  menutup catatan ini, saya akhiri dengan sebuah kisah yang mengharukan.
Pada perang Uhud jumlah kaum Muslim yang terbunuh sekitar 70 syuhada, dan yang terluka begitu banyak. Hampir di setiap rumah ada anggota keluarga yang menjadi syahid. Karena itulah Nabi mengarahkan mereka untuk menguburkan setiap dua orang dalam satu kuburan. Para sahabat segera melaksanakan perintah Rasulullah. Beliau sendiri saat itu terluka parah, hingga beberapa gigi beliau patah. Dan yang paling perih bagi Beliau adalah meninggalnya Hamzah r.a yang jantungnya dicobak-cabik Hindun.

Beliau lalu berkata , “Berhentilah sebentar! Carikanlah untukku Abdullah ibn Haram dan Amr ibn al-Jamuh. Kuburkanlah keduanya sekaligus, sebab keduanya saling mencintai di dunia.”

Dalam suasana haru itu, Rasulullah keluar dari rumahnya untuk mencari Abu Bakar r.a dan Umar ibn Khattab r.a. Beliau berdiri bersama mereka di hadapan seluruh sahabat. Beliau berdiri di depan rawdhah. Lalu memegang tangan Abu Bakar r.a dan Umar r.a. Masih dalam tangan yang saling berpegangan, beliau bersabda, “Beginilah kita akan dibangkitkan pada hari kiamat.” Subhanallah. Beginilah ikatan para sahabat di Jalan Allah SWT

 Wahai, sahabat-sahabatku semoga kita juga bisa seperti mereka, reunian di Hari Kiamat dalam suasana saling cinta. Hingga akhirnya persahabatan sejati kita berada di Jannah. Kita duduk bercengkerama berhadap-hadapan di dipan. Bersama-sama memandang wajah Allah.

 Maka aku berharap kalian menasihatiku jika aku salah dan membantuku taat pada-Nya serta izinkan aku menasihati kalian jika ada setitik nila di madu kalian. Jangan lupa sehabis sholat, doakan aku hingga dalam reunian ini aku dapat bersama kalian. Harus kukatakan sungguh indah bersama kalian. Ya Allah aku tidak layak jadi orang saleh tetapi izinkan aku tetap bersama-sama orang-orang saleh di sekitarku. Uhibbukum fillah!

(dikutip dari catatan sahabat saya, semoga dia mendapat balasan pahala yg tiada putus2nya) Syukron inspirasinya...

"TEMAN TERBAIK adalah orang yang jika kamu melihatnya ia mengingatkanmu kepada Allah, yang lisannya menambah ilmu bagimu, yang amalannya mengingatkanmu akan akhirat" (HR. At-Thabrani)

10/22/2012

Ini bukan gombal...


“Kamu sekalian adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan di tengah-tengah manusia, menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah….” (TQS Ali Imran 110)

”Wah, pokoknya ayat ini favorit saya, dah..” dulu, saya punya sahabat yang begitu mengidolakan ayat ini. Menurutnya ayat ini begitu menyejukkan, dan begitu membawa kedamaian. Hmm... Saya sih maklum saja, siapa sih di dunia ini yang tidak suka dengan pujian dan sanjungan. Seperti begini, ”Sebenernya kamu itu cakep lho..” wah, cowok mana yang tidak melambung dengan kata-kata ’gombal’ seperti itu, apalagi kalau yang bilang adalah cewek sang pujaan hati. Langsung deh, pas ke rumah buru-buru mematut diri di kaca ”hmm... kayaknya emang bener, saya kok bingung, dilihat dari mana saja kok nggak hilang-hilang cakepnya...” yaah.

Mungkin seperti itu juga untuk kasus sahabat saya itu, dan juga kebanyakan umat muslim yang membaca ayat di atas. ”Kamu itu yang terbaik!” Wuih, siapa yang tidak jadi gede rasa dibuatnya, apalagi yang bilang adalah bukan sekedar sang pujaan hati, namun Sang Empunya Hati. Wajar kalau yang dibilang merasa wajib untuk berbangga.

Tapi agaknya, kita yang sedang disanjung ini perlu sejenak bersadar diri. Apa coba maksud Sang Penguasa melahirkan ungkapan pujian tadi? Sekedar rayuan gombal seperti kasus di atas? Mahasuci Allah dari tuduhan tercela itu!

”Namun, kalau bukan rayuan gombal, lalu apa namanya? Misalnya menyanjung seseorang paling cakep, padahal realitasnya.. na’udzubillah min dzalik” sergah seorang teman suatu ketika. Saya terdiam. Bibir saya jadi kelu. Saya terperosok dalam kenyataan pahit. Benarkah sanjungan ”you’re the best” itu? Padahal kala menengok ke dunia nyata tempat manusia berkubang dalam kehidupannya, nyatanya yang namanya umat islam selalu berada dalam kubangan lumpur terdalam....

Lalu kalau keadaannya demikian, maka pertanyaannya pantaskah kita menyandang gelar kehormatan ”the best ummah”? Karena bagaimanapun gelar yang terbaik tadi berlaku umum, tidak khusus pada bidang tertentu. Allah tidak mengatakan ”Kamu adalah umat yang terbaik dalam bidang ibadah” atau ”Kamu adalah umat yang terbaik dalam bidang ekonomi” Tidak! Allah hanya bilang ”Kamu adalah umat yang terbaik” itu saja. Konsekuensinya, harusnya kita adalah yang terbaik di segala lini.

Lama saya dalam kontemplasi. Bilik hati berontak. Realitasnya memang begitu, namun Ya Allah! Masa kita menafikan sebuah pernyataan Allah. Mahabenar Allah dalam segenap firman-Nya. Allah Suci dari sifat dusta, dan sang Khalik tidak akan mengeluarkan pernyataan ‘gombal’ yang sia-sia, cuma dengan tujuan sekedar menghibur umatnya.

***

Langit agak mendung sore itu. Terpaan angin sore membawa hawa berbau ranum dari tetumbuhan sekitar. Setting beralih ke sebuah mushalla kecil.
Ustadz berumur tigapuluhan itu, kulitnya putih bersih dengan senyuman bening yang selalu merekah dari bibirnya. Sesekali matanya memandang berkeliling ke arah kami.
“Antum tahu makna dari firman Allah ’Kuntum khairu ummah’ kalian adalah umat yang terbaik?“ ucap beliau dengan sesungging senyum.
Sekelebat memori saya terbangun. Permasalahan itu sudah terpendam tahunan dalam alam pikiran, tanpa berhasil terjawab, selain rekaan yang saya bangun sendiri. Dan saat itu... Eureka!!
“Aaah, masa sih kita pantes dapat predikat itu. Ibarat jauh panggang dari api. Antum tahu sendiri laah bagaimana terpuruknya umat islam ini” lanjut beliau.
“Namun, nggak mungkin Allah bohong. Lalu kenapa sepertinya ayat di atas nggak nyambung?” tanya beliau. Satu per satu kami mencoba berpendapat, asal. Setiap jawaban dari kami hanya dihadiahi beliau dengan senyuman simpul.

“Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya. Mari kita baca kembali ayat Ali Imran 110 tadi. ’Kamu sekalian adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan di tengah-tengah manusia, menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah…

”Ayat tersebut jangan dibaca sepenggal sampai ’kuntum khairu ummah’ aja. Ada lanjutannya.... dan lanjutannya inilah yang penting. Ibaratnya Allah berkata: kamu adalah yang terbaik, tapi dengan syarat... nah syaratnya tadi ada di lanjutan ayat .... asalkan kamu menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.. Jadi ada tiga syarat yang mesti kita penuhi. Nah, pertanyaannya, apakah benar ummat ini sudah memenuhi tiga syarat tadi. Kalau belum, hmm jangan bangga dulu dengan pujian di awal ayat...”

Hahaha... saya tertawa sendiri dalam hati. Perumpamaannya sama seperti anak kecil yang dipuji oleh gurunya “Kamu itu paling pinter,.... asalkan kamu rajin belajar” Namun dia hanya menangkap kalimat yang awal, kemudian dengan angkuhnya dia berujar kepada setiap teman yang ditemuinya “Aku ini paling pintar di antara kalian, ini kata guru langsung lho..” Akan tetapi, dia tidak pernah mau belajar. Maka wajar kalau endingnya bisa kita tebak, dia ada di jejeran terakhir peringkat di kelas. Yang salah siapa? Bukan gurunya, toh!
Ali Imran 110 adalah ayat yang luar biasa. Ayat ini bukan ayat sanjungan biasa. Ini adalah ayat motivasi, yang seharusnya mendidihkan semangat orang yang membacanya. ”Kamu adalah umat terbaik!” kala ternyata realitasnya malah berbalik, maka ini adalah tamparan yang teramat keras ke wajah kita. Pembenaran firman Allah sejatinya bukan hanya di lisan, namun lebih ke tindak laku perbuatan. Ketika Allah menyatakan kita sebagai umat yang terbaik, maka wajib hukumnya untuk mewujudkannya. Bukan sebaliknya malah pasrah dengan keadaan yang menghampiri.

Allah Maha Memberi Petunjuk, dalam ayat yang sama Allah langsung menunjukkan tips-tipsnya...
Jadilah senantiasa menyeru kepada yang ma’ruf
Jadilah senantiasa mencegah segenap kemunkaran
Dan..
Jadilah senantiasa mengimani Allah ’Ajja wa jalla.

Lalu sudahkah kita menjadikan setiap getar nadi kita untuk menyeru kepada yang ma’ruf. Telah beranikah kita mencegah kemunkaran hingga ke akarnya, yang begitu berlenggang di hadapan mata kita sendiri. Dan lebih dari itu telahkah kita betul-betul mewujudkan iman kita, sedangkan kita masih pilih kasih dengan sebagian perintahnya, sedangkan sebagian ayatnya kita terima, sedangkan sebagian yang lain kita abaikan, dibuang ke tempat sampah!
Hmmm...
Kepala saya hanya bisa tertunduk...        

10/21/2012

Menyambung Jejakmu...

Follow the tales

Mencoba mempelesetkan judul lagu yang sempat dihitskan oleh Peter Pan. Bila Ariel berusaha “menghapus jejakmu” maka upaya dakwah yang kita jalani adalah sebaliknya, yakni “menyambung jejakmu”.
Ini sisi manis yang pertama. Ibarat sebuah hidangan, maka sematan sebagai ‘sang penyambung jejakmu’ adalah hidangan pembuka yang membuat ngiler penikmat hidangan.


Kenapa? Karena sesungguhnya ini adalah gelar kehormatan. ‘–mu’ disini disandarkan kepada tokoh-tokoh terpilih. ‘-mu’ yang kita sambung jejaknya adalah tokoh-tokoh kaliber terpenting dunia akhirat. Di jajaran teratas terdapat nama nabi dan rasul terpilih dari nabi Adam hingga ke junjungan kita nabi Muhammad. Menyusul kemudian nama-nama besar seperti Abu Bakar, Umar, Abdullah bin Umar, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah. Menyusul pula nama Hasan AlBashri, Imam Syafii, Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, Imam Ghazali, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim AlJauziyyah. Terus hingga ke Hasan AlBanna, Sayyid Quthb, Taqiyuddin AnNabhani, Abdul Qadim Zallum. Terus hingga ke HOS Tjokroaminoto, A Hassan, Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan, Buya Hamka, Rahmat Abdullah……


Banggakah anda bila nama anda disejajarkan dalam satu kertas bersama tokoh-tokoh itu? Lebih bangga lagi bila yang ‘menuliskannya’ adalah Dzat Maha Mulia dan Maha Memuliakan! Kita, mungkin tak bisa mensejajari keluarbiasaan ibadah dan menakjubkannya keshalehan mereka. Tapi minimal kita mensejajari mereka dalam ‘list’ orang-orang yang menyambung jejak risalah Rabb-Nya di muka bumi
Penyambung jejak. Karena sejatinya dakwah ini adalah sebuah rantai pesan. Bersumberkan dari Allah di Sidratul Muntaha ke Jibril menuju Rasul pilihannya diestafetkan kepada orang-orang yang tentu juga merupakan pilihanNya diestafetkan lagi terus… dan terus… dan entah sampai kemana ujungnya.
Orang pilihanNya, bagian dari rantai pesan ilahi…. Tentunya ini adalah prestise yang tidak ada bandingnya. Gelar kehormatan yang tak terbandingkan jauh melampaui sematan bintang lima di ketentaraan, atau gelar professor di akademik…


sematan gelar da’i… ini adalah manis pertama… yang bagi anda pemburu penghargaan dan prestise maka jenis gelar penghargaan ini tak boleh terlewatkan.  Disematkan langsung oleh Sang Pencipta, disaksikan oleh alumni-alumni para nabi, rasul dan tokoh-tokoh terbaik.
…Benar-benar muantepp! Semangat kawan2!

Karena Aku Sayang Padamu...


Kalau kau benar-benar sayang padaku….
Kalau kau benar-benar cinta
Tak perlu kau katakan semua itu
Cukup tingkah laku

Semua bisa bilang sayang....
Semua bisa bilang
Apalah artinya sayang...
Tanpa kenyataan...

Jutaan kata tanpa makna, gubahan puisi manapun akan layaknya fatamorgana saja bila itu hanya hiasan bibir. Bila engkau memang cinta, bila engkau memang sayang, maka buktikan!
Engkau menyayangi sang kekasih, engkau menyayangi keluarga, engkau menyayangi sahabat, jangan biarkan rasa sayang itu hanya menjadi abstrak berupa pautan hati, atau menjadi semu dan hilang begitu saja dari mulut. Jadikan rasa cinta, kasih, sayang itu nyata dengan laku perbuatan.


***
Suatu ketika seorang bocah merangkak pelan menuju tungku api. Sang Ibu yang kebetulan melihatnya menyerunya untuk segera menjauh. Namun sang bocah tak menghiraukan. Dia terus saja merangkak. Sang ibu berteriak dan membentak keras. Namun si bocah tetap merangkak menuju tungku api. Maka tak ada cara lain, si ibu lalu merenggutnya dengan kasar. Si bocah meronta menangis tidak terima dengan perlakuan sang ibu. Namun si Ibu tetap bersikeras, bahkan kalau perlu menampar anaknya tadi supaya menuruti keinginan dia.
***

Persis seperti kisah di atas. Bahwa seringkali ujud kasih sayang itu tidak selalu berupa tingkah laku manis, rayuan gombal atau suasana penuh keromantisan. Seringkali malah berasa pedih dan pahit. Namun pahitnya berujung manis dan pedihnya lambat laun berakhir bahagia. Bocah yang sedang menuju tungku api... maka apa tindakan yang tepat? Patutkah orang yang mengaku sayang pada bocah itu membiarkannya terus merangkak atau malah menyoraki supaya lebih cepat merangkaknya? Jelas kita sepakat mereka yang mendukung dan membiarkan itu adalah kategori orang-orang yang sangat jahat.


Lalu apa tindakan yang tepat? Teriaki dan segera cegah sebelum si bocah keburu terbakar. Apa komentar anda pada tindakan barusan? Wajar! Siapa pun yang masih punya hati pasti tidak tega melihat sang bocah terbakar sia-sia. Apalagi si Ibu dimana sang bocah adalah buah hatinya. Tentunya dengan segenap usaha dicegahnya, dia akan berlari kencang untuk menyelamatkan kesayangannya itu.
Si bocah pun berteriak meronta mencaci ibunya. Kenapa ibu menghalangi keinginannya? Ibu kejam! Ronta si bocah.


Senyum mengembang dari sang ibu tak peduli dengan makian si bocah. Nggak apa-apa, dia memaki seperti ini karena dia tidak tahu..... batin sang ibu.
Persis hal yang sama terjadi dalam dakwah. Para da’i layaknya seseorang yang berteriak mencegah bocah yang sedang menuju tungku api. Dia, karena cintanya tidak akan pernah tega membiarkan saudara-saudaranya terbakar sia-sia dalam ’tungku api’. Dan dengan cinta tadi maka segenap upaya dilakukan untuk menyelamatkan saudaranya tadi. Walau pada akhirnya bahkan cacian, makian, atau siksaan yang dia peroleh... namun di bibir para pendekar terukir senyum yang terkembang.. Nggak apa-apa... mereka seperti ini karena mereka belum tahu....


Yap, tersenyum bangga. Karena sesungguhnya kita melakukan itu karena rasa cinta....
Dakwah adalah tanda cinta. Dakwah adalah ungkapan kasih sayang yang hakiki.
Sehingga para pendekar dakwah sesungguhnya adalah para pencinta sejati.
”Kami sayang kepada saudara kami, keluarga kami, sahabat kami” ungkap para pencinta. ”Maka tak akan kami biarkan mereka ’merangkak menuju tungku api’” tekadnya
Ketika saudara kita melakukan maksiat, menyimpang dari rel-rel hukum syara maka apa ungkapan sayang kita kepada mereka? Apakah membiarkan atau malah mendukung? Tidak, bahkan itu tindakan yang sangat kejam! Membiarkan mereka menuju adzab neraka yang membakar...


Yang dalam satu hadits riwayat Tirmidzi Rasulullah menggambarkan bahwa Adzab teringan di neraka pada hari kiamat, adalah laki-laki yang di kedua kakinya ada dua butir bara api yang dapat mendidihkan otak. Woiii! Itu adzab teringan woiii! Maka bergidiklah kita, na’udzubillah! Sedetik pun tak ingin diri ini berada di sana.


Lalu bagaimana dengan saudara kita, keluarga kita? Nah, hanya orang egois yang mau membiarkan saudaranya terjebak di dalam sana.
Justru karena sayangnya kita, sudah sepantasnya kita cegah sekuat tenaga, semampu daya kita. Seolah kita meneriakkan warning ’Bahaya!’ jangan mau ke sana!
Walaupun realita menujukkan si penyeru malah seringkali dihadiahi cibiran benci, makian kasar, atau bahkan pukulan, cambukan, siksa penjara.... tapi ya... nggak apa-apa, ini karena sayang....

“Siapa saja diantara kamu melihat kemunkaran, hendaklah mengubah dengan tangannya. Jika tidak sanggup, maka ubahlah dengan lidahnya. Kalau juga tidak sanggup maka dengan hatinya. Ini adalah selemah-lemah iman(HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dari Abi Said al-Khudry)

Mengubah di sini adalah bagaikan menyirami tanaman yang terancam layu. Mengguyurnya dengan segenap cara, memotong-motong bagiannya yang mengganggu. Namun semua itu sekali lagi demi rasa sayang... keinginan kita agar tanaman itu berbuah berbunga.

Karena sayang
Aku tak ingin saudaraku terjatuh dalam kubangan adzab api neraka yang panasnya tak terperikan,
Justru karena aku sayang padamu,
Maka yang kuinginkan adalah kita beromansa bersama nantinya dalam keindahan taman-taman surga.
Begitu lagu yang didendangkan dari lidah para dai si penyayang.... 

8/30/2012

Dulu... dan Sekarang... (Just Be Yourself)


It seems the more we talk
The less I have to say
Let’s put our differences aside

I wanted to make you proud
But I just got in your way
I found a place that I *CAN* hide

Now everything is changing
But I still feel the same
We’re running out of time

“What do I have to do
To try to make you see
That this is who I am
And its all that I can be”


I tried to find myself
Looking inside your eyes
You were all that I wanted to be

There must be something else
Behind all the lies
That you have lead me to believe

Now everyone is saying
That I should find a way
To leave it all behind

“What do I have to do
To try to make you see
That this is who I am
And its all that I can be”

“What do I have to do
To try to make you see
Trying to be like you
isn’t good enough for me”

@Song by Lifehouse - “Good Enough”

                Namanya Fulan. Kala itu Ia adalah seorang  anggota rohis di salah satu Fakultas Banjarbaru. Entah mengapa, ia sangat suka sekali mengikuti  setiap kegiatan rohisnya. Mungkin, karena ia telah menemukan tempat yang nyaman baginya. Sehingga… biar bagaimanapun keadaannya, diakui atau tidak, ia selalu ingin, untuk  ada. 

                Terkadang,  ia merasa iri dengan kesuksesan, kehebatan, ketenaran, dan segudang kelebihan lain yang dimiliki para kaka rohisnya (pemimpinnya)? Dan tanpa sadar ia pun begitu silau dengan kelebihan yang dimiliki mereka, begitu senang mengetahui aktivitas dan cerita2 mereka yang penuh dengan inspirasi, dan ia teramat ingin menjadi seperti mereka. Namun, ia pun juga sadar bahwa dirinya sangat jauh dari sosok mereka yang begitu berkilau. Ia seperti awan hitam di langit pekat, yang hanya bisa mengintip, dan berharap suatu masa akan menjadi seperti mereka.

                Entahlah, pertimbangan tentang apa yang membuatnya menjadi calon pilihan pemimpin rohisnya setelah memasuki tahun2 baru itu. Ia takut, sulit baginya untuk menjadi mereka. Ia tidak sehebat itu, dirinya masih jauh. Berminggu2 ia merenungi hal ini, kadang ia juga pasrah dan kadang ia juga merasa bangga. Ya, mungkin banyak yang ia rasakan. Menjadi kepercayaan dan panutan orang lain itu adalah sesuatu yang “asing” baginya.  Karenanya, terkadang ia berfikir untuk seperti mereka saja. Mencontoh mereka, gaya mereka, dan berusaha berubah, agar seperti mereka.

                Time Passed….
                Tidak… tidak seperti ini, apa yang ia lakukan bukanlah menjadi dirinya. Mereka tidak seperti ini, dia, dia, dan dia tidak juga seperti itu.  Dirinya belum sempurna. Ia dan dirinya adalah sisi2 yang berbeda. Ingin menjadi pemimpin seperti dirinya karena kagum, bukanlah solusi. Pasti ada sesuatu lagi yang kurang, sesuatu yang harus ia temukan. Itulah Jalannya…

                Apa yang dapat ia lakukan? Apakah ia hanya akan menjadi manusia yang mengagumi dengan kelebihan-kelebihan orang lain saja, atau menjadi penonton segala kecemerlangan orang lain?

                Tidak, tidak seperti itu. Ia ingin menjadi pribadi yang juga bisa mengibarkan segala potensi positif kepada orang lain. Dengan gayanya sendiri, ia ingin menjadi pribadi yang luar biasa, menjadi pemimpin yang dapat dipercaya dan dibanggakan. Karena ia adalah ia. Ia sadar, pilihan tersebut ada pada dirinya, dengan Allah sebagai penggenggamnya.

                Tak sadarkah ia? Allah telah memberikannya segudang potensi untuk dikembangkan, secerdas-cerdasnya akal untuk digunakan, seluas-luasnya ilmu untuk dipelajari, sejernih-jernihnya hati untuk diselami, sebaik-baik Agama (Islam) sebagai penuntun kehidupan. Maka tak ada lagi alasan baginya untuk tidak mau berupaya memperbaiki diri, menjemput kesuksesan dunia dan akhirat.

Ia adalah ia.
Ia bukan kamu, dia, atau mereka.
Ia adalah ia dengan segala kelemahan yang ada.
Ia dengan segala kelebihan yang Allah berikan.
Ia  yang berdiri tegak karena curahan cinta dan kasih sayang-Nya yang melimpah ruah.
Maka ia, adalah ia, yang akan bersinar terang dengan jalannya , untuk menyinari sekitar, karena-Nya.

                Mungkin ia masih tertegun karena melihat mereka di luar sana semakin berkilauan, sementara dirinya masih merangkak untuk menjadi pemimpin seperti mereka. Ia, dan mereka sudah Allah berikan alur hidupnya masing-masing. Ia tidak harus berkecil hati jika saat ini pun belum sesukses, secemerlang, sebaik mereka yang telah lebih mendahuluinya. Tak salah jika ia mengagumi mereka, mengagumi dia, tetapi ia tidak ingin lupa diri. Justru yang harus ia lakukan adalah banyaklah belajar darinya, dari mereka, mengambil energi positif, dan menerapkan energi itu dengan caranya sendiri.

“…..(Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-Nisaa’ : 32)

                Mengembangkan potensi yang ia miliki dari segi apapun, itulah kuncinya. Entah itu dari segi Leadership, pendidikan, sosial, keagamaan, kesehatan, kesenian, olahraga sesuai kesanggupannya. Berjuang sungguh-sungguh untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik di mata Allah. Tidak usah perdulikan jika tidak ada orang yang memuji, mendukung, dan melihat. Karena yang ia butuhkan hanyalah penilaian di mata Allah. Penilaian yang lebih hakiki sebagai penentuan berguna atau tidaknya sesuatu yang telah ia usahakan itu.

                Ia  yakin, dirinya akan selalu punya tempat di hati segenap orang dengan sinarnya yang “unik”. Ia yakin, bahwa dirinya akan mampu menjadi secemerlang mereka ataupun bahkan lebih dari itu. Ia percaya bahwa “Ia adalah ia. Ia bukan kamu, dia, atau mereka. Ia adalah ia yang akan bersinar terang dengan jalannya sendiri, untuk menyinari sekitar, karena-Nya.”

#Seperti itulah pemimpin yang baik, pemimpin yang mengenali potensi dirinya. Pemimpin yang tau bahwa inilah dirinya. Dirinya dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ada. Karena ia yakin, Allah SWT telah memberikan yang terbaik baginya. Just be your self, bersinarlah dengan caramu sendiri. Jangan takut dan jangan bimbang. Karena Allah selalu ada untukmu. Jadilah para pemimpin yang baik. Para pemimpin “kami” di masa depan…..

*Friday, 03.41
- Followed by Song from Lifehouse - “GOOD ENOUGH”

The Last Jomblo


"Ngomong-ngomong kenapa sih, sampai sekarang loe masih tetep ngejomblo?” suatu ketika ada temen yang iseng nanya gitu.
Gue diem aja. Gue memang lagi males ngeladenin tu anak. Mending nerusin ngirup teh es manis… sluurrrpp..
 “Gue tau… bilang aja loe emang gak laku-laku… alaahh.. dasar muna loe’’
Bletak ! gak bisa didiemin ni anak. Lama-lama ngelunjak. Oke….  
 “Yup, loe bener.  Gue emang gak laku-laku. Dan karena itu gue malah bersukur berat. Karena kalo gue laku, berarti gue nggak ubahnya bagaikan barang. Sori, gue gak pernah menjual diri tuh. Wassalam”
tuutt…. tuutt… percakapan berakhir.  

            Hmm… bicara tentang makbulnya sebuah do’a. Gue jadi inget cerita bunda gue tercinta. Konon doa seorang Bunda kepada Allah terkenal sangat makbul. Allah begitu mendengarkannya. Apalagi kalo doa itu tulus untuk kebaikan anaknya. Trus gimana kalo doa itu yang buruk-buruk ? yah sama ajja. Inget kan cerita Malin Kundang yang bermetamorfosis menjadi batu, walau itu cerita fiktif. Namun ada terkenal di zaman sahabat cerita beneran tentang mujarabnya doa seorang ibunda yang menyebabkan keburukan bagi anaknya. Pasti pernah denger tentang alQomah yang tersiksa dalam sakaratul mautnya kan?  

            Nah, katanya sih bunda gue dulu pernah doa yang kurang lebihnya kayak gini ”Ya Allah, hamba gak pengen anak-anak hamba cakep-cakep, namun sebagai gantinya jadikan anak hamba pinter-pinter ” Dan, kayaknya doa itu terkabul. Kami bertiga bersaudara tampangnya apa adanya semua, pas-pasan semuanya (masih mending berujud manusia). Keliatannya gak ada yang mewarisi bunda gue, padahal konon dulunya bunda adalah kembang kota (soalnya tinggalnya kan di kota, jadi bukan kembang desa) itu doa bagian pertama, dan alhamdulillah Allah pun mengabulkan bagian yang keduanya. Paling nggak kami bertiga gak bodo-bodo amat dan semuanya bisa sekolah tinggi. 

            Bagian kedua, adalah sebuah kebaikan yang sangat gue syukuri. Dan untuk bagian pertama… nggak! Gue sama sekali gak menganggap itu sebuah keburukan, apalagi menyesalinya, sembari protes, ’coba dulu bunda doa supaya anaknya cakep juga’. Nggak pernah. Gue merasa dua-duanya adalah anugerah yang luar biasa. Dan Allah memang Mahaadil. Kalo gue diciptakannya cakep, belum tentu gue bisa jaga diri… bisa aja gue nantinya memanfaatkan kecakepan untuk bercebur di lembah kemaksiatan. Mungkin gue juga gak bisa menahan rasa sombong. Kalo sekarang apa yang bisa disombongin coba? Hehehe.. ke laut aje loe. Dan kembali masalah doa, jangan pernah menyepelekan juga doa spontan dari seorang anak ingusan.

            Buktinya gue. Seingat gue, dulu waktu eSeMPe gue pernah spontan berdoa kayak gini ”Ya Allah, jadikanlah hamba gak dapet pacar”! Dan kembali terbukti, doa itu benar-benar makbul!! 
Dan terlahirlah ke hamparan dunia… ’the Jomblo’…
”Huh, jadi jomblo aja bangganya bukan main..”
Iya dong! Jadi jomblo adalah anugerah yang begitu indah. Jomblo adalah pilihan akal sehat. Jomblo itu keren jack!  

            Betapa nggak, lihatlah betapa merananya orang-orang yang gak jomblo. Berapa banyak alokasi dana yang tersita buat pacaran, berapa waktu yang terbuang buat jalan-jalan, sms-an, telpon-telponan, ngejemput sang pacar, ngantar balik. Trus betapa sengsaranya hidup dalam kepura-puraan, pura-pura bertingkah manis, jambu-jambuan, bertingkah perfect…. Sementara lihatlah seorang jomblo… dia melenggang tenang dengan senyuman lepas dan bahagia… layaknya burung camar yang mengepakkan sayapnya mengitari cakrawala.  

”Cukup… cukup…. loe bicara kayak gitu kan karena emang gak ada yang kepengen sama loe… coba ada yang naksir, pasti loe juga gak bisa nahan. Sekali lagi… jangan munafik..!” 

            Wakakakakakak.. loe bener, emang gak ada yang naksir… emangnya kenapa? Malah bagus lagi…. Dan itu dia, benteng yang membuat gue bisa bertahan gak pacaran kayak gini memang begitu kokoh dan berlapis-lapis. Pertama, gue sedikit punya temen cewek… jadi kesempatan dekat juga minim, nah kalo pun ada temen cewek mereka juga gak bakalan ada yang naksir. Kalo pun suatu ketika ada yang naksir, guenya yang gak mau. Cerita dikit nih, gue waktu kelas dua eSeMA, pernah bikin pernyataan spektakuler di kelas, gue bilang ke semua temen sekelas, ’gue nggak akan pacaran’. Dan spontan temen-temen pada bilang ”Awas, kalo gue liat loe pacaran!”. Nah, jadi gue gak akan merasa aman.  

            Dan walaupun gue bisa sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan, gue ternyata harus menerima kenyataan….. bahwa dimanapun gue, di kolong meja, di dalam kantong celana, atau di kerak bumi…. tetap ada Dzat Yang Maha Menatap…. Allah SWT. Dan inilah benteng terakhir yang terkuat dan gak bisa digoyahkan!  
”Lho, emangnya kenapa kalo Allah tau loe pacaran?”
Lha…. loe itu primitif banget sih? Masa nggak tau kalo pacaran itu haram…
”Ha… maksudnya….”
Haram… haram, haram, haram, haram, haram, haram….HARAM. perlu gue tulis sampai akhir halaman?? 

            Dalam AlIsra 32, Allah menegaskan janganlah kamu mendekati zina, dalam AnNur ayat 30-31 Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan. Dalam AlHadits Allah melarang pria wanita bukan muhrim berdua-duaan, dilarang interaksi laki perempuan di tempat-tempat pribadi, seperti di kos kalo tidak ada muhrim, jalan-jalan berduaan naik motor atau mobil pribadi.  

            Nah, pertanyaannya yang namanya pacaran itu kan jelas gak mungkin gak ada aktivitas semacam itu, jalan berdua, saling memandang…. dan biasanya selalu meningkat intensitasnya, awalnya cuma pegang-pegangan tangan, trus meningkat jadi cipika cipiki, trus lip ketemu lip dan seterusnya…. Ouwww! Pokoknya abang mesti tanggung jawab! Gugurkan saja kandungan loe itu!!  
 ”Aaahh.. loe generalisir, yang penting kan kita bisa menjaga diri..”

            Bersyukurlah yang bisa menjaga diri, namun mana ada orang pacaran bisa menjaga diri. Minimal untuk tidak menatap atau pegang-pegangan tangan. Lagian tidak ada jaminan seseorang bisa bertahan. Sealim apapun dia, ketika nafsu sudah membuncah…. nggak pilih kasih. Wajar, karena syaitan selalu ada di pihak ketiga dari sepasang laki perempuan yang berdua-duaan.  
”Aaahhh.. udahlah. Kayaknya loe itu sensi banget sama yang namanya pacaran. Padahal kan pacaran cuma salah satu yang diharamkan. Masih banyak yang lain.” 

            Seratus! Loe bener. Pacaran hanya satu jenis kemaksiatan. Tapi jangan pernah menganggap remeh satu kemaksiatan, bung! Gue melihat pacaran adalah gerbang menuju kemaksiaan-kemaksiatan yang lain.  Logikanya gini, ketika seseorang pacaran, maka seseungguhnya dia sedang melakukan kemaksiatan yang terang-terangan. Nah, terang-terangan aja dia berani, apalagi yang sembunyi-sembunyi seperti melalaikan shalat, puasa, berdusta, dan lainnya. Dan percayalah, ketika seseorang masuk dalam pintu gerbang ini, maka akan terbuka lebar pintu-pintu kemaksiatan yang lainnya, dan akan banyak tertutup baginya pintu-pintu kebaikan. Orang yang aktif dulunya mengemban dakwah akan meninggalkan dakwah karena pacaran, yang aktif ngaji bakal ogah ngaji lagi… percaya deh. Makanya tutup sejak awal kesempatan itu.   
”Sebentar, sebentar. Kalo loe gak pacaran, gimana caranya loe bisa dapet jodoh” 

            Aaaah. Jodoh?? Klise banget. Emangnya kebanyakan yang pacaran itu buat nyari jodoh. Banyak yang bilang ke gue kalo pacaran itu buat having fun aja, mereka gak berpikir untuk meneruskan ke taraf yang lebih serius. Nah, walaupun ada yang buat nyari jodoh…. berarti kelihatannya dia ragu terhadap Allah. Bukankah Allah bilang kalo jodoh itu sudah ditentukan oleh Allah. Artinya pacaran gak pacaran, jodoh kita sudah ada ditetapkan. Tinggal bagaimana mendapatkan jodoh yang baik.

            Nah, masalah ini, Allah pun menegaskan dalam firmanNya bahwa "laki-laki yang baik akan berjodoh dengan wanita yang baik, wanita yang buruk buat laki-laki yang buruk."  Jadi teknik terbaik mendapatkan jodoh yang terbaik adalah dengan senantiasa memperbaiki diri, mempertebal ketakwaan, dan kita menjemputnya dari tangan Allah dengan senyuman merekah sang bidadari. Lagian gue percaya bahwa satu-satunya ikatan laki perempuan yang dibolehkan adalah khitbah dan nikah. Selain itu, No way!
 ”Oke, oke… tapi kayaknya sulit banget deh…” 

            Yep, itu perasaan yang dibangun oleh bisikan syaitan. Emang sih rada sulit, karena katanya survey menunjukkan 98% remaja itu berpacaran. 2% yang tidak terbagi lagi menjadi yang tidak laku, dan yang emang keukeuh nggak mau. Tapi Alhamdulillah, senengnya gue pernah denger kalo Allah mengatakan janganlah kamu mengikuti orang kebanyakan, karena kebanyakan orang masuk neraka hehehe… Yo i, gue gak peduli. Bahkan jika suatu saat nanti, semua orang di dunia ini berpacaran semuanya, maka biarkanlah gue menjadi orang yang terakhir yang gak berpacaran. The last jomblo…
Biarin….


3/03/2012

Epilogue, Penutup HP 2 (My Style)

Ahh.. Saya menyesal ini adalah lembaran terakhir yang bisa saya sampaikan. Akhirnya,, sampailah di penghujung cerita.. Tapi, tolong yang disana hapus dulu air matanya.. Karena yang namanya perpisahan bukanlah akhir, jadi santai aja ya.. Ini juga bukan terakhir kalinya saya menerbitkan tulisan, masih banyak kreatifitas dan kapasitas ide yang harus saya maksimalkan dalam jalan dakwah. Dan yang pasti.., saya telah menunaikan janji saya..

            Kesimpulan? Mmhh.. Ga usah ya.. saya yakin, kalian para pembaca pasti bisa ngebuat kesimpulan sendiri. Oke? Oke aja deh… Intinya ya.. Voldemort = Hambatan, Syari’ah Islam = Tujuan, fokuslah pada tujuan bukan pada hambatan. Jika ingin berhasil baik itu dalam perjuangan di jalan Allah, dakwah, atau hal lainnya yang menyangkut dunia maupun akhirat, kuncinya kita harus punya sifat ikhlas, syukur, sabar, tidak mudah menyerah, tawakkal, dan keberuntungan.

“Teruslah melangkah maju, jangan pernah berhenti, walau harus terpincang-pincang, atau harus merangkak, tetap pertahankan apa yang telah menjadi cita-cita kita. Jangan pernah menyerah, kalau menyerah tandanya kalah. Jangan pernah berhenti, kalau berhenti nanti menyesal di kemudian hari. Jangan takut, kalau takut nanti kita tidak akan pernah melakukan apa-apa dalam hidup kita. Jangan hiraukan org-orang yang bisanya cuma menghina atau mencela, karena apa yang mereka katakan tidak akan pernah ada pengaruhnya pada kita. Kita akan tetap maju dengan cita-cita kita, sementara mereka akan berhenti dengan celaan dan hinaan mereka sendiri. Kelak, semua akan mengetahui siapa yang akan tersenyum paling akhir.”

Impian seorang lelaki tidak akan pernah berakhir. Begitu pula denganku.. Memang tidak mudah menjadi yang lebih baik daripada yang lain. Oleh karena itu.., biarkan mereka tertawa, karena bila nanti kita sudah mencapai puncak. Mereka tidak akan bisa bertindak dan berkata apapun. Marshall D Teach (pimp. bajak laut Blackbeard) komik one piece vol.25



Ballighu ‘anni walau ayahIslam Kaffah is my dream, The Death with Khusnul Khatimah is my pray, FKM Islami is my hope, missionary of Islam is my destiny, FK 2011.. that’s only little part of my wish. Salam Ukhuwah Islam..



Sistem Itu Bernama Islam...

Dua bulan telah berlalu……
Usai perubahan besar-besaran pada dunia sihir, kini keadaan dunia Harry semakin membaik. Sekarang, syari’ah Islam yang mereka idam-idamkan telah diterapkan secara menyeluruh. Sistem perekonomian yang awalnya berlandaskan kapitalisme, kini berubah menjadi ekonomi syari’ah, setiap pasar dan tempat jual beli melaksanakan muamalah yang sesuai. Hukum pidana dan perdata yang mengacu pada Al-Qur’an dan hadits (hudud, jinayat, ta’zir, dan mukhalafat) sudah diterapkan. Pengangkatan pemimpin-pemimpin mereka, dilakukan secara bai’at dan terbuka. Sistem pendidikan dan kesehatan yang berlandaskan syari’ah juga sudah bisa dirasakan, dan akibatnya tingkat Kesehatan dan pendidikan rakyat pun semakin meningkat.

            Dakwah Islam yang luar biasa kini menggema di segala penjuru, Pembangunan tempat-tempat ibadah, mesjid dan mushalla semakin merata penyebarannya. Sekolah-sekolah Islam, madrasah, dan universitas-universitas Islam sudah banyak didapati. Tempat-tempat hiburan yang dulunya membawa maksiat, kini dirombak untuk dijadikan sarana pengajian dan majelis.

            Setiap orang yang keluar rumah, saling bertegur sapa dengan ramahnya dan saling mengucapkan salam. Laki-laki dan perempuan yang berpapasan selalu menundukkan pandangannya. Terdengar juga percakapan-percakapan yang bernuansa Islami di sepanjang jalan kota. Mesjid-mesjid dan tempat ibadah tidak pernah terlihat kosong dan selalu diisi oleh kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Pengajian Islam dan pengkajian Al-Qur’an sudah tidak asing lagi ditemukan.

            Yang paling menarik adalah perkembangan sekolah Hogwarts (kini Madrasah Islam Hogwarts). Kurikulum yang mereka jalankan sudah berbasis syari’ah. Di Madrasah ini sudah membuka jalur-jalur pendidikan dari sekolah dasar, menengah sampai perguruan tinggi yang diantaranya adalah Fakultas Kedokteran Islam, Fakultas Teknik Islam, MIPA Islam, dan FKIP Islam. Banyak cendikiawan muslim dan para mujtahid yang terlahir dari sana.

            Perjuangan yang luar biasa.. Kemenangan yang indah.. Islam Kaffah telah berhasil diwujudkan. Akhirnya…, Harry dkk sekarang bisa hidup dalam damai, Ron dan Hermione sekarang menikah, sedang Harry hidup dalam kemuliaan hingga ajal menjemputnya. Ya.. sebuah kepercayaan telah menumbangkan ratusan, ribuan, bahkan jutaan senjata. Karena sebuah kepercayaan melahirkan keberanian. Karena keberanian terletak kepada kepercayaan diri seseorang. Sebuah sistem nilai yang mampu melambungkan sebuah kekuatan. Sebuah sistem nilai yang mampu menerobos celah-celah perbedaan manusia. Sebuah sistem nilai yang mampu menjadi penyejuk bagi kegersangan jiwa. Dan tentu saja sistem yang mampu menjawab pertanyaan mendasar manusia. Dari mana? Untuk apa di dunia? Dan akan kemana? Dan sistem itu bernama; ISLAM.

..Janji Allah bagaikan peneduh ditengah teriknya ujian dan tantangan.. Bisyarah Rasulullah bagaikan mata air ditengah kekeringan harapan akan makian manusia…. Meresap kecup hangat…. sebentuk kepercayaan telah terukir di dalam jiwa-jiwa para pejuang Allah, seperti tetes embun menyegarkan hari.. menciptakan keajaiban di hati. Karenanya ia adalah jantung revolusi, ruh perubahan. Ia adalah nafas pejuang… Pejuang kebenaran.. Manusia-manusia yg paling romantis di dunia.. Manusia-manusia yg paling tinggi rasa cintanya.., cinta akan kebenaran… Yang rela menggenggam bara, berkorban demi tegaknya kebenaran di muka bumi..

Muslimin VS Magician

Akhirnya tibalah hari itu, hari dimana Harry dkk harus berani mengambil tindakan besar untuk memperluas medan dakwah mereka. Dengan segenap keyakinan dan kekuatan yang ada, Harry bersama para pejuang lainnya memantapkan niat. Melalui metode dakwah pemikiran yang telah mereka jalankan, Harry dkk berhasil memperoleh dukungan dari masyarakat. Mereka akan melakukan revolusi, bertarung dengan Voldemort, melawan pemerintah dan para penguasa dzalim lainnya untuk menyelamatkan dunia mereka dari kesesatan dan kegelapan. Berbekal ilmu yang didapat, aplikasi dan penerapannya, Harry dkk membentuk barisan para pejuang di jalan Allah, membentuk strategi dan bersiap untuk mati. Terlihat di masing-masing penjuru, para pasukan dan tentara sihir menghadang dengan Voldemort di barisan paling belakangnya.

            Saat-saat genting itulah muncul Horcrux terakhir, Horcrux ke-7 berupa cahaya seperti bintang di langit yang datang seketika menghampiri Harry.

            “Assalamu’alaikum wahai hamba Allah,, aku akan menyampaikan sebuah riwayat dari Imam Ja’far dalam kitab Al Bihar: “Apabila seorang hamba berkata, ‘Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah’ maka Allah menjawab, ‘Hai para malaikat-Ku, hamba-Ku telah ikhlas berpasrah diri, maka bantulah dia, tolonglah dia, dan sampaikan (penuhi) hajat keinginannya.’ Ingatlah.. ini bukanlah akhir dari perjuangan kalian, tetaplah berdakwah dan berjuang sampai ajal menjemputmu dan kekallah kelak kalian di surga-Nya” 

            Maka saat itu juga Harry dan para pejuang lainnya bersama-sama melafadzkan “La Haula Wa la kuwwata illabillahil ‘aliyyil ‘adzim (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah SWT). Dengan gema takbir yang dahsyat Harry dkk memulai pertempuran mereka. Singkat cerita, para tentara sihir bahkan Pius Thickneese, Bellatrix Lestrange, Severus Snape, dan Lucius Malfoy pun berhasil dikalahkan, Begitu pula dengan kawan-kawan Harry, banyak dari mereka yang terluka dan berjatuhan. Meski begitu ternyata Harry sang pemimpin tetap bertahan. Tibalah saatnya ia bertemu dengan Voldemort, menentukan nasib dunia sihir dan membalas kekalahan masa lalunya.

            “Expulso..!!” sebuah mantra sihir keluar dari mulut Voldemort. Namun, itu tidak berarti apa-apa bagi Harry, dengan cepat ia dapat menghindari serangannya. “Petrificus Totallus..!!” lagi-lagi Voldemort menyerang, tapi tetap tidak bisa mengenai Harry. “Avada Kedavra…!!”, “Alakazam..!!”, Harry memang benar-benar beruntung, semua serangan telah dilancarkan oleh Voldemort, tetapi tidak berarti apa-apa bagi Harry, bahkan “Rasengan” yang dikeluarkan oleh Voldemort hanya membuat Harry tertawa geli, aplikasi dari ilmu yang didapatkan Harry selama ini benar-benar bermanfaat.

Tibalah giliran Harry menyerang, “Allahu Akbar!!!” satu kalimat yang diucapkan Harry langsung membuat Voldemort tersungkur, terkapar lemah tak berdaya. Akhirnya, Voldemort telah disingkirkan, peperangan berhasil dimenangkan oleh Harry dkk. Revolusi selanjutnya dijalankan secara cepat dan menyeluruh dengan segenap dukungan dari masyarakat. Dimulai dari perubahan sistem yang harus sesuai dengan syari’at Islam, pemimpin-pemimpinnya, Undang-undang, sampai pedoman dasar yang mereka miliki. Kumandang adzan pun diserukan dimana-mana menyertai kemenangan mereka. Sungguh.. Hari yang indah…

Disability Treatment...

Hari berganti hari, bulan demi bulan dilalui Harry yang menikmati hidupnya menetap di lingkungan mesjid Al-Baythar. Sekarang nama Harry berganti dari Harry Potter menjadi M. Harry Nugraha, dia telah melakukan acara ‘tasmiyah’ beberapa minggu yang lalu. Suatu ketika, usai melaksanakan shalat Tahajud pada tengah malam hari, Harry ditemui seorang pria tua berpakaian putih, wajahnya tampak bersih dan bersinar, dan dengan tenang pria tua itu berkata…

“Assalamu’alaikum wahai fulan,, aku adalah Horcrux ke-5, dengarkanlah apa yang akan kusampaikan dan terapkanlah..  Bismillahirrahmanirrahim.. ‘Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104)’….”

            “Apa maksud kedatangan anda wahai kakek? Dan apa maksud ayat tersebut?” Harry bertanya kembali.
“Dunia sihir semakin dikuasai kegelapan, sudah saatnya kau kembali dan menyampaikan apa yang telah kau dapat disini. Teman-teman mu membutuhkanmu Harry, berdakwahlah disana, berjuanglah di jalan Allah dan sebarkanlah ajaran Islam yang dibawa Rasulullah. Surga itu luas Harry.. Oleh karena itu, ajaklah teman-temanmu, jangan sampai engkau dituntut karena hanya berdiam diri saja dan memikirkan diri sendiri. Ingat, untuk berhasil mengalahkan Voldemort dan antek-anteknya tidak hanya diperlukan usaha dan do’a, tetapi juga KEBERUNTUNGAN. Ini adalah ayat Al-Qur’an yang mutlak kebenarannya, sampaikanlah kebaikan dan cegahlah  kemunkaran, dan jadilah orang yang BERUNTUNG di setiap langkahmu.”

            Harry sekarang mengerti maksud kakek tersebut. Jika dia ingin mengalahkan Voldemort, maka keberuntungan harus berpihak padanya dan caranya adalah dengan berdakwah. Keesokan harinya, ia berpamitan dengan para pemuda mesjid untuk pulang kembali ke dunia sihir tempatnya berasal. Dengan menggunakan sapu lantai yang sering dipakai pengurus mesjid, Harry terbang melesat ke langit dan pergi meninggalkan tempat itu.

~………………beberapa hari kemudian~
            Harry memang beruntung, dalam perjalanan pulangnya ia kemudian bertemu dengan Ron dan Hermione. Ia pun menyampaikan apa yang dialami dan didapatnya selama mereka terpisah, berbagi ilmu dan pemikiran dengan menanamkan paradigma yang benar. Harry berhasil di awal perjuangannya, Ron dan Hermione sekarang mau memeluk Islam dan menerima ide-ide di dalamnya.

            Perjuangan Harry tidak hanya sampai disitu, sesampainya di Dunia Sihir kota Hogwarts, Harry dkk memulai dakwah mereka dengan cara sembunyi-sembunyi. Mereka mencoba mengumpulkan kekuatan, merangkul dan membina teman-teman mereka. Beruntung sekali, hanya dalam kurun waktu dua bulan, Harry, Ron dan Hermione sudah bisa mendirikan beberapa kelompok halaqah (kelompok kecil). Dan benar-benar luar biasa.., Sekarang Ron dan Hermione pun berganti nama menjadi Ahmad Ron Ramadhani dan Siti Noor Hermione.

            Sayangnya, segala cobaan dan rintangan tidak pernah lepas dari langkah-langkah perjuangan mereka.  Waktu terus berlalu, Terkadang.., banyak sahabat-sahabat dan anggota kelompok mereka yang ketahuan ditangkap, disiksa, diasingkan dan beberapa dibunuh. Harry dkk pun kini merasa cemas, berhari-hari dilalui mereka dengan perasaan takut dan gelisah, khawatir jika perjuangan mereka akan sia-sia.

Disaat ketakutan tersebut menyelimuti Harry, suatu ketika seorang anggota dari perhalaqahan menemui Harry dan menyampaikan sesuatu. Dia mengantarkan sepucuk surat yang ditemukannya tidak sengaja saat perjalanan pulang dari pengajian.

“Untuk akhi Harry…, Assalamu’alaikum Wr. Wb, ini adalah Horcrux ke-6, pelajarilah artinya dan pahamilah maksudnya.., semoga bisa membantu akhi dalam perjuangan di jalan Allah.. Bismillah.. “Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(Q.S 94: 5-6)” Begitulah isi surat tersebut, singkat, tetapi membuat Harry penasaran untuk lebih mendalami maksud dari isinya.

            Harry pun mencari ke berbagai literatur, bertanya kemana-mana, dan akhirnya dia telah memahami maksudnya. “Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh menyerah hanya sampai disini, kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah SWT, Allah sudah menegaskan dalam firman-Nya bahkan sampai dua kali bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Bersabarlah… Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan hambanya. Apalagi yang kita perjuangkan sekarang adalah agama Allah. Jika kita menolong agama Allah, maka Dia akan menolong kita dan akan mengokohkan langkah-langkah kita.. Jika Allah bersama kita, apa pun bisa kita lakukan karena tiada kekuatan selain kekuatan Allah..! Allahu Akbar!!!” Begitulah kata2 yang diucapkan Harry kepada teman-temannya saat pertemuan anggota untuk membangkitkan kembali semangat juang mereka.

Perjuangan Harry dkk pun semakin gencar, dakwah yang mereka lakukan sekarang tidak lagi sembunyi-sembunyi, tetapi terang-terangan. Mereka melakukan tabligh akbar dimana-mana, melakukan dakwah di lapangan terbuka, sudut-sudut kota Hogwarts, dan tempat-tempat keramaian, semuanya mereka terjang habis-habisan. Walau kadang banyak halangan dan rintangan menghadang, semangat juang Harry dkk tidak pernah surut.

Usaha mereka memang terbalaskan dan membuahkan hasil, orang-orang yang mau memeluk agama Islam semakin banyak, tempat-tempat ibadah mulai dibangun, dakwah mereka menyebar ke pelosok-pelosok kota, pengajian sudah bisa ditemukan dimana-mana. Disetiap jalan sudah terlihat banyak orang yang memperbincangkan masalah Islam. Bahkan sekarang sekolah sihir Hogwarts berganti nama dan sistemnya menjadi Madrasah Islam Hogwarts.