"Ngomong-ngomong kenapa sih, sampai sekarang loe masih
tetep ngejomblo?” suatu ketika ada temen yang iseng nanya gitu.
Gue diem aja. Gue memang lagi males ngeladenin tu anak.
Mending nerusin ngirup teh es manis… sluurrrpp..
“Gue tau… bilang aja
loe emang gak laku-laku… alaahh.. dasar muna loe’’
Bletak ! gak bisa didiemin ni anak. Lama-lama ngelunjak.
Oke….
“Yup, loe bener.
Gue emang gak laku-laku. Dan karena itu gue malah bersukur berat. Karena
kalo gue laku, berarti gue nggak ubahnya bagaikan barang. Sori, gue gak
pernah menjual diri tuh. Wassalam”
tuutt…. tuutt… percakapan berakhir.
Hmm… bicara
tentang makbulnya sebuah do’a. Gue jadi inget cerita bunda gue tercinta. Konon
doa seorang Bunda kepada Allah terkenal sangat makbul. Allah begitu
mendengarkannya. Apalagi kalo doa itu tulus untuk kebaikan anaknya. Trus
gimana kalo doa itu yang buruk-buruk ? yah sama ajja. Inget kan cerita
Malin Kundang yang bermetamorfosis menjadi batu, walau itu cerita fiktif. Namun
ada terkenal di zaman sahabat cerita beneran tentang mujarabnya doa seorang
ibunda yang menyebabkan keburukan bagi anaknya. Pasti pernah denger
tentang alQomah yang tersiksa dalam sakaratul mautnya kan?
Nah,
katanya sih bunda gue dulu pernah doa yang kurang lebihnya kayak gini ”Ya
Allah, hamba gak pengen anak-anak hamba cakep-cakep, namun sebagai gantinya
jadikan anak hamba pinter-pinter ” Dan, kayaknya doa itu terkabul. Kami
bertiga bersaudara tampangnya apa adanya semua, pas-pasan semuanya (masih
mending berujud manusia). Keliatannya gak ada yang mewarisi bunda gue, padahal
konon dulunya bunda adalah kembang kota (soalnya tinggalnya kan di kota, jadi
bukan kembang desa) itu doa bagian pertama, dan alhamdulillah Allah pun
mengabulkan bagian yang keduanya. Paling nggak kami bertiga gak bodo-bodo amat
dan semuanya bisa sekolah tinggi.
Bagian
kedua, adalah sebuah kebaikan yang sangat gue syukuri. Dan untuk bagian
pertama… nggak! Gue sama sekali gak menganggap itu sebuah keburukan, apalagi
menyesalinya, sembari protes, ’coba dulu bunda doa supaya anaknya cakep juga’.
Nggak pernah. Gue merasa dua-duanya adalah anugerah yang luar biasa. Dan
Allah memang Mahaadil. Kalo gue diciptakannya cakep, belum tentu gue bisa jaga
diri… bisa aja gue nantinya memanfaatkan kecakepan untuk bercebur di lembah
kemaksiatan. Mungkin gue juga gak bisa menahan rasa sombong. Kalo sekarang apa
yang bisa disombongin coba? Hehehe.. ke laut aje loe. Dan kembali masalah
doa, jangan pernah menyepelekan juga doa spontan dari seorang anak ingusan.
Buktinya
gue. Seingat gue, dulu waktu eSeMPe gue pernah spontan berdoa kayak gini ”Ya
Allah, jadikanlah hamba gak dapet pacar”! Dan kembali terbukti, doa itu
benar-benar makbul!!
Dan terlahirlah ke hamparan dunia… ’the Jomblo’…
”Huh, jadi jomblo aja bangganya bukan main..”
Iya dong! Jadi jomblo adalah anugerah yang begitu indah.
Jomblo adalah pilihan akal sehat. Jomblo itu keren jack!
Betapa
nggak, lihatlah betapa merananya orang-orang yang gak jomblo. Berapa banyak
alokasi dana yang tersita buat pacaran, berapa waktu yang terbuang buat
jalan-jalan, sms-an, telpon-telponan, ngejemput sang pacar, ngantar balik. Trus
betapa sengsaranya hidup dalam kepura-puraan, pura-pura bertingkah manis,
jambu-jambuan, bertingkah perfect…. Sementara lihatlah seorang jomblo… dia
melenggang tenang dengan senyuman lepas dan bahagia… layaknya burung camar yang
mengepakkan sayapnya mengitari cakrawala.
”Cukup… cukup…. loe bicara kayak gitu kan karena emang gak
ada yang kepengen sama loe… coba ada yang naksir, pasti loe juga gak bisa
nahan. Sekali lagi… jangan munafik..!”
Wakakakakakak..
loe bener, emang gak ada yang naksir… emangnya kenapa? Malah bagus lagi…. Dan
itu dia, benteng yang membuat gue bisa bertahan gak pacaran kayak gini memang
begitu kokoh dan berlapis-lapis. Pertama, gue sedikit punya temen cewek… jadi
kesempatan dekat juga minim, nah kalo pun ada temen cewek mereka juga gak
bakalan ada yang naksir. Kalo pun suatu ketika ada yang naksir, guenya yang gak
mau. Cerita dikit nih, gue waktu kelas dua eSeMA, pernah bikin pernyataan
spektakuler di kelas, gue bilang ke semua temen sekelas, ’gue nggak akan
pacaran’. Dan spontan temen-temen pada bilang ”Awas, kalo gue liat loe
pacaran!”. Nah, jadi gue gak akan merasa aman.
Dan walaupun
gue bisa sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan, gue ternyata harus menerima
kenyataan….. bahwa dimanapun gue, di kolong meja, di dalam kantong celana, atau
di kerak bumi…. tetap ada Dzat Yang Maha Menatap…. Allah SWT. Dan inilah
benteng terakhir yang terkuat dan gak bisa digoyahkan!
”Lho, emangnya kenapa kalo Allah tau loe pacaran?”
Lha…. loe itu primitif banget sih? Masa nggak tau kalo
pacaran itu haram…
”Ha… maksudnya….”
Haram… haram, haram, haram, haram, haram, haram….HARAM. perlu
gue tulis sampai akhir halaman??
Dalam
AlIsra 32, Allah menegaskan janganlah kamu mendekati zina, dalam AnNur ayat
30-31 Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan. Dalam AlHadits Allah
melarang pria wanita bukan muhrim berdua-duaan, dilarang interaksi laki
perempuan di tempat-tempat pribadi, seperti di kos kalo tidak ada muhrim,
jalan-jalan berduaan naik motor atau mobil pribadi.
Nah,
pertanyaannya yang namanya pacaran itu kan jelas gak mungkin gak ada aktivitas
semacam itu, jalan berdua, saling memandang…. dan biasanya selalu meningkat
intensitasnya, awalnya cuma pegang-pegangan tangan, trus meningkat jadi cipika
cipiki, trus lip ketemu lip dan seterusnya…. Ouwww! Pokoknya abang mesti
tanggung jawab! Gugurkan saja kandungan loe itu!!
”Aaahh.. loe generalisir, yang penting kan kita bisa
menjaga diri..”
Bersyukurlah
yang bisa menjaga diri, namun mana ada orang pacaran bisa menjaga diri. Minimal
untuk tidak menatap atau pegang-pegangan tangan. Lagian tidak ada jaminan
seseorang bisa bertahan. Sealim apapun dia, ketika nafsu sudah membuncah….
nggak pilih kasih. Wajar, karena syaitan selalu ada di pihak ketiga dari
sepasang laki perempuan yang berdua-duaan.
”Aaahhh.. udahlah. Kayaknya loe itu sensi banget sama yang
namanya pacaran. Padahal kan pacaran cuma salah satu yang diharamkan. Masih
banyak yang lain.”
Seratus! Loe
bener. Pacaran hanya satu jenis kemaksiatan. Tapi jangan pernah menganggap
remeh satu kemaksiatan, bung! Gue melihat pacaran adalah gerbang menuju
kemaksiaan-kemaksiatan yang lain. Logikanya gini, ketika seseorang
pacaran, maka seseungguhnya dia sedang melakukan kemaksiatan yang
terang-terangan. Nah, terang-terangan aja dia berani, apalagi yang
sembunyi-sembunyi seperti melalaikan shalat, puasa, berdusta, dan lainnya. Dan
percayalah, ketika seseorang masuk dalam pintu gerbang ini, maka akan terbuka
lebar pintu-pintu kemaksiatan yang lainnya, dan akan banyak tertutup baginya
pintu-pintu kebaikan. Orang yang aktif dulunya mengemban dakwah akan
meninggalkan dakwah karena pacaran, yang aktif ngaji bakal ogah ngaji lagi…
percaya deh. Makanya tutup sejak awal kesempatan itu.
”Sebentar, sebentar. Kalo loe gak pacaran, gimana caranya loe
bisa dapet jodoh”
Aaaah.
Jodoh?? Klise banget. Emangnya kebanyakan yang pacaran itu buat nyari jodoh. Banyak
yang bilang ke gue kalo pacaran itu buat having fun aja, mereka gak berpikir
untuk meneruskan ke taraf yang lebih serius. Nah, walaupun ada yang buat nyari
jodoh…. berarti kelihatannya dia ragu terhadap Allah. Bukankah Allah bilang
kalo jodoh itu sudah ditentukan oleh Allah. Artinya pacaran gak pacaran, jodoh
kita sudah ada ditetapkan. Tinggal bagaimana mendapatkan jodoh yang baik.
Nah, masalah
ini, Allah pun menegaskan dalam firmanNya bahwa "laki-laki yang baik akan
berjodoh dengan wanita yang baik, wanita yang buruk buat laki-laki yang
buruk." Jadi teknik terbaik mendapatkan jodoh yang terbaik adalah
dengan senantiasa memperbaiki diri, mempertebal ketakwaan, dan kita
menjemputnya dari tangan Allah dengan senyuman merekah sang bidadari. Lagian
gue percaya bahwa satu-satunya ikatan laki perempuan yang dibolehkan adalah
khitbah dan nikah. Selain itu, No way!
”Oke, oke… tapi kayaknya sulit banget deh…”
Yep,
itu perasaan yang dibangun oleh bisikan syaitan. Emang sih rada sulit, karena
katanya survey menunjukkan 98% remaja itu berpacaran. 2% yang tidak terbagi
lagi menjadi yang tidak laku, dan yang emang keukeuh nggak mau. Tapi
Alhamdulillah, senengnya gue pernah denger kalo Allah mengatakan janganlah kamu
mengikuti orang kebanyakan, karena kebanyakan orang masuk neraka hehehe… Yo i,
gue gak peduli. Bahkan jika suatu saat nanti, semua orang di dunia ini
berpacaran semuanya, maka biarkanlah gue menjadi orang yang terakhir yang gak
berpacaran. The last jomblo…
Biarin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar