About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

8/30/2012

Dulu... dan Sekarang... (Just Be Yourself)


It seems the more we talk
The less I have to say
Let’s put our differences aside

I wanted to make you proud
But I just got in your way
I found a place that I *CAN* hide

Now everything is changing
But I still feel the same
We’re running out of time

“What do I have to do
To try to make you see
That this is who I am
And its all that I can be”


I tried to find myself
Looking inside your eyes
You were all that I wanted to be

There must be something else
Behind all the lies
That you have lead me to believe

Now everyone is saying
That I should find a way
To leave it all behind

“What do I have to do
To try to make you see
That this is who I am
And its all that I can be”

“What do I have to do
To try to make you see
Trying to be like you
isn’t good enough for me”

@Song by Lifehouse - “Good Enough”

                Namanya Fulan. Kala itu Ia adalah seorang  anggota rohis di salah satu Fakultas Banjarbaru. Entah mengapa, ia sangat suka sekali mengikuti  setiap kegiatan rohisnya. Mungkin, karena ia telah menemukan tempat yang nyaman baginya. Sehingga… biar bagaimanapun keadaannya, diakui atau tidak, ia selalu ingin, untuk  ada. 

                Terkadang,  ia merasa iri dengan kesuksesan, kehebatan, ketenaran, dan segudang kelebihan lain yang dimiliki para kaka rohisnya (pemimpinnya)? Dan tanpa sadar ia pun begitu silau dengan kelebihan yang dimiliki mereka, begitu senang mengetahui aktivitas dan cerita2 mereka yang penuh dengan inspirasi, dan ia teramat ingin menjadi seperti mereka. Namun, ia pun juga sadar bahwa dirinya sangat jauh dari sosok mereka yang begitu berkilau. Ia seperti awan hitam di langit pekat, yang hanya bisa mengintip, dan berharap suatu masa akan menjadi seperti mereka.

                Entahlah, pertimbangan tentang apa yang membuatnya menjadi calon pilihan pemimpin rohisnya setelah memasuki tahun2 baru itu. Ia takut, sulit baginya untuk menjadi mereka. Ia tidak sehebat itu, dirinya masih jauh. Berminggu2 ia merenungi hal ini, kadang ia juga pasrah dan kadang ia juga merasa bangga. Ya, mungkin banyak yang ia rasakan. Menjadi kepercayaan dan panutan orang lain itu adalah sesuatu yang “asing” baginya.  Karenanya, terkadang ia berfikir untuk seperti mereka saja. Mencontoh mereka, gaya mereka, dan berusaha berubah, agar seperti mereka.

                Time Passed….
                Tidak… tidak seperti ini, apa yang ia lakukan bukanlah menjadi dirinya. Mereka tidak seperti ini, dia, dia, dan dia tidak juga seperti itu.  Dirinya belum sempurna. Ia dan dirinya adalah sisi2 yang berbeda. Ingin menjadi pemimpin seperti dirinya karena kagum, bukanlah solusi. Pasti ada sesuatu lagi yang kurang, sesuatu yang harus ia temukan. Itulah Jalannya…

                Apa yang dapat ia lakukan? Apakah ia hanya akan menjadi manusia yang mengagumi dengan kelebihan-kelebihan orang lain saja, atau menjadi penonton segala kecemerlangan orang lain?

                Tidak, tidak seperti itu. Ia ingin menjadi pribadi yang juga bisa mengibarkan segala potensi positif kepada orang lain. Dengan gayanya sendiri, ia ingin menjadi pribadi yang luar biasa, menjadi pemimpin yang dapat dipercaya dan dibanggakan. Karena ia adalah ia. Ia sadar, pilihan tersebut ada pada dirinya, dengan Allah sebagai penggenggamnya.

                Tak sadarkah ia? Allah telah memberikannya segudang potensi untuk dikembangkan, secerdas-cerdasnya akal untuk digunakan, seluas-luasnya ilmu untuk dipelajari, sejernih-jernihnya hati untuk diselami, sebaik-baik Agama (Islam) sebagai penuntun kehidupan. Maka tak ada lagi alasan baginya untuk tidak mau berupaya memperbaiki diri, menjemput kesuksesan dunia dan akhirat.

Ia adalah ia.
Ia bukan kamu, dia, atau mereka.
Ia adalah ia dengan segala kelemahan yang ada.
Ia dengan segala kelebihan yang Allah berikan.
Ia  yang berdiri tegak karena curahan cinta dan kasih sayang-Nya yang melimpah ruah.
Maka ia, adalah ia, yang akan bersinar terang dengan jalannya , untuk menyinari sekitar, karena-Nya.

                Mungkin ia masih tertegun karena melihat mereka di luar sana semakin berkilauan, sementara dirinya masih merangkak untuk menjadi pemimpin seperti mereka. Ia, dan mereka sudah Allah berikan alur hidupnya masing-masing. Ia tidak harus berkecil hati jika saat ini pun belum sesukses, secemerlang, sebaik mereka yang telah lebih mendahuluinya. Tak salah jika ia mengagumi mereka, mengagumi dia, tetapi ia tidak ingin lupa diri. Justru yang harus ia lakukan adalah banyaklah belajar darinya, dari mereka, mengambil energi positif, dan menerapkan energi itu dengan caranya sendiri.

“…..(Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-Nisaa’ : 32)

                Mengembangkan potensi yang ia miliki dari segi apapun, itulah kuncinya. Entah itu dari segi Leadership, pendidikan, sosial, keagamaan, kesehatan, kesenian, olahraga sesuai kesanggupannya. Berjuang sungguh-sungguh untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik di mata Allah. Tidak usah perdulikan jika tidak ada orang yang memuji, mendukung, dan melihat. Karena yang ia butuhkan hanyalah penilaian di mata Allah. Penilaian yang lebih hakiki sebagai penentuan berguna atau tidaknya sesuatu yang telah ia usahakan itu.

                Ia  yakin, dirinya akan selalu punya tempat di hati segenap orang dengan sinarnya yang “unik”. Ia yakin, bahwa dirinya akan mampu menjadi secemerlang mereka ataupun bahkan lebih dari itu. Ia percaya bahwa “Ia adalah ia. Ia bukan kamu, dia, atau mereka. Ia adalah ia yang akan bersinar terang dengan jalannya sendiri, untuk menyinari sekitar, karena-Nya.”

#Seperti itulah pemimpin yang baik, pemimpin yang mengenali potensi dirinya. Pemimpin yang tau bahwa inilah dirinya. Dirinya dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ada. Karena ia yakin, Allah SWT telah memberikan yang terbaik baginya. Just be your self, bersinarlah dengan caramu sendiri. Jangan takut dan jangan bimbang. Karena Allah selalu ada untukmu. Jadilah para pemimpin yang baik. Para pemimpin “kami” di masa depan…..

*Friday, 03.41
- Followed by Song from Lifehouse - “GOOD ENOUGH”

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Regards, Wonderful stuff.

Visit my website: MCM バッグ
Also see my web site: MCM バッグ