About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

8/28/2013

#Chapter three: HARI INI, AKU HIDUP..


         
Mataku terbuka, sayup-sayup terdengar derak handphone disamping wajahku, Qul A’uudzubirabbinnaas.., Malikinnaas…, Ilaahinnaas..,dst. Keheningan malam ditempatku berbaring pun sirna karena ulah alarm yg tersetting di handphone ku ini. Yah.. terbukti! dengan dipasangnya ringtone alarm bernafaskan ayat2 Allah ini, jiwa dan raga Alhamdulillah terjaga tuk bangun pagi2 demi shalat subuh berjama’ah. Soalnya lucu juga, masih saja ada orang yg tak bs bangun pagi2 padahal volume alarm sekencang2nya, dan ternyata, Lagu2 korea, Galau ria, Barat, Timur Tengah sampai Timur Leste.. lah penyebabnya,

                Kenapa? ya mungkin saja, irama dercak meriah dan lantunan sya’ir yg tdk jelas -nan tak dimengerti- itu bukan membuat nurani mu tersentak, tuk melangkahkan kaki menghadap Allah, tapi malah menambah kenikmatan setan dgn tiupan godaannya, hingga menambah lelapnya tidurmu. Cobalah sesekali gunakan alarm yg beralunan indah nan penuh pesona, seperti ayat2 Al-Qur’an, apalagi yg muatan ayatnya tentang perlindungan terhadap setan, insya Allah, semoga Allah memudahkan.

                Seusai shalat subuh di mesjid Al-Mu’minin yg berdekatan dgn rumah, biasanya tugasku ngajarin anak didik yg umurnya 7 tahun baca Al-Qur’an. Maklum, pekerjaan ini baru2 saja menggelayutiku, satu karunia yg besar dari Allah di tahun ini. Dalam perjalanannya, sesekali kutugaskan ia tuk memperlancar surah2 juz 30, berharap nantinya ia bisa hafidz dalam waktu yg cepat. Semoga.

                Pagi ini, ufuk fajar menampakkan sinarnya, sesekali kupejamkan mata, kusaksikan selimut2 mimpi yg terkadang meraung di dinding pikiranku. Setiap kali kututup telinga, terdengar bisik2 rencana untuk hari ini dan masa depan. Dan setiapku terbenam dalam bisu, pikiran2 pahit tentang masa lalu membakar khayalku, Tahukah kamu apa yg sedang ada dibenakku saat ini kawan? Gema itu terdengar seperti “Suatu saat nanti aku akan bisa mencapai mimpiku!”, “Rencana hari ini aku harus begini, begitu, dst..”, “Ahh.. munafik! Aku itu dulunya begini, begitu, dst,.. Apa yg bs kulakukan? Sama saja, tidak ada bedanya dengan yg lain”. Entahlah, saat kuhembuskan nafas di tiap pagi, terkadang aku pulang dengan perasaan kecewa tanpa tau apa penyebabnya. Perasaan itu laksana seekor burung yg terjebak dalam sangkarnya, merana melihat kawanannya terbang dilangit yang lapang.

                Pernahkah kamu merasakan hal itu kawan? Kata orang, ketidakmengertian membuat orang hampa, dan kehampaan menciptakan ketidakpedulian, namun di tengah kegelapan pula terdapat secercah kedewasaan, hmm, entahlah…

**********************************************************
                Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan kita jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari kita, dan siangnya menyapa kita, inilah hari kita.” (Aidh Al-Qarni - La Tahzan)

            Mungkin, maksud dari kutipan Dr. Aidh Al-Qarni ini dapat membuka sepercik harapan ditengah kidung kebingungan itu. Terkadang, kesedihan mengganjal di hati kita tatkala berfikir tentang keputusasaan akan jaring2 masa lalu. Juga, sesekali ketakutan membayangi langkah kita saat merenungi masa depan yang penuh ketidakpastian itu. Lika-liku hidup ini penuh misteri, segalanya adalah ketentuan Allah dan seluruhnya ialah kuasa-Nya. Bukankah akan lebih bijak bila segala hal yg rahasia itu kita sikapi dengan perasaan syukur dan penuh keridhaan? Sesuai dengan firman-Nya:

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.} (QS. Al-A'raf: 144)”

            Maka katakanlah, “Hari ini, aku hidup…” karena, mungkin saja hidup kita cuma untuk hari ini..

            Karena hanya hari ini kita hidup, dimana kita punya kesempatan utk menjauhi dunia yg penuh gemerlap itu. Karena hanya hari ini kita hidup, dimana kita bisa menyentuh kening kedua orang tua kita, menatap wajahnya yg indah tiada tara, baktilah kepadanya! Karena hanya hari ini kita hidup, dimana kita dapat menghembuskan nafas kehidupan, menikmati segala yang Allah berikan. Karena hanya hari ini kita hidup, kita singkirkan segala kegalauan yg menari2 dilubuk hati, pikirkan tentang kebaikanmu, kebaikannya, sudahlah, akhiri saja hubungan penuh godaan itu. Karena hanya hari ini kita hidup, laksanakanlah perintah Allah sebaik mungkin, rajin2 lah membaca Al-Qur’an, berpegang teguh padanya dan mengamalkannya. Karena hanya hari ini kita hidup maka berbuat baiklah kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Karena hanya hari ini, kesempatan untuk menghargai waktu, sebab waktu, suatu hal yg tak bisa kembali.

                Demikian, semoga saja tulisan yg sederhana ini dapat menjadi cambuk motivasi tersendiri bagi penulis dan kita semua tentunya.  Sulit memang utk menghargai waktu, tapi kita, sebagai manusia yg sering salah & khilaf harus berusaha memperbaikinya. Apalagi dibulan Ramadhan ini, di saat2 terakhir bulan penuh berkah, kapan lagi kita akan bermunajat dengan Sang Khalik, mendekatkan diri pada-Nya, rindukan ampunan-Nya.

karena

“HARI INI, AKU HIDUP… “

* Sabtu, Ramadhan 2013
-ditemani dgn lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh ayahanda tercinta
-dan ibu, sedang menyiapkan menu berbuka




Tidak ada komentar: