About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

11/22/2011

Buletin edisi 10


Menyambut Tahun Baru Hijriyah by Ahmad Fadhillah

Alhamdulillah yah sebentar lagi kita akan memasuki tahun 1433 H. Ayo kita introspeksi diri dengan semua apa yang telah kita perbuat. Hampir tidak bisa dihitung kan berapa banyak kemaksiatan-kemaksiatan yang telah kita lakukan di masa lalu? Kapan lagi kita memperbaiki diri, kalau tidak dimulai dari sekarang? Dan pantaskah kita menundanya? Padahal kita tidak tahu kapan kehidupan di dunia ini berakhir. Dan bukankah Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Ankabut [29]: 64 yang artinya, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” Surah Al-Anbiya [21]: 34-35 yang artinya, “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu sekalian dikembalikan.” Nah sobat, ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas menerangkan bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.

Seiring dengan berjalannya waktu, tentu umur kita akan semakin berkurang. Sekarang kita masih dapat menikmati tahun baru hijriyah, namun kita tidak tahu kapan ajal datang menjemput. Mungkin hari ini, besok, lusa, atau mungkin setelah kita membaca buletin ini (ups!). Karena ajal manusia adalah rahasia Allah SWT semata. Firman-Nya dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf [7]: 34 yang artinya, ”Tiap-tiap umat mempunyai batasan waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” And now, ngapain lagi kita berlama-lama dalam lubang kemaksiatan dan menunda-nunda dalam berbuat amal sholeh?

Mari kembali pada masalah introspeksi diri, terkadang manusia yang tidak pernah bercermin diri itu bagaikan binatang liar yang terlepas dari jeratan. Ia akan berlari dengan kencang dan melompat dengan sekuat tenaga tanpa menghiraukan kalau itu akan mebahayakan dirinya. Nah, manusia yang demikian akan berbuat sekehendak hatinya tanpa berpikir dan mempertimbangkan yang pada akhirnya ia akan meratapi perbuatannya.

Ada satu sabda nabi yang mengutarakan tentang perbuatan tercela. Rasulullah bersabda tanda kecelakaan itu ada empat:
1. Tidak mengingat-ingat dosa yang telah lalu padahal dosa-dosa itu tersimpan di sisi Allah SWT.
2. Menyebut-nyebut kebaikan yang telah diperbuat padahal siapapun tidak tahu apakah kebaikan-kebaikan itu diterima atau ditolak.
3. Memandang orang yang lebih unggul dalam soal duniawi.
4. Memandang orang yang lebih rendah dalam hal agama.

Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa:
1. Sambutlah tahun baru hijriyah ini dengan memperbanyak amal sholeh dan memperbaiki perbuatan kita di masa lalu.
2. Sambutlah tahun baru hijriyah ini dengan tidak seperti non-muslim merayakan tahun baru miladiyahnya.
3. Kalau mengaku umat islam, mengakui Muhammad saw. sebagai utusan Allah dan percaya akan kebenaran Al-Qur’an, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menghambakan diri kepada Allah SWT.
4. Gunakanlah sisa waktu hidup kita di dunia yang fana ini dengan kebaikan agar kelak mendapat kebahagiaan di akhirat.

ARTI 1 MUHARRAM by Dept Kaderisasi

1 Muharram? Keterlaluan kalau kalian yang mengaku sebagai Muslim tapi nggak tau hari apa itu. Tapi ternyata faktanya memang begitu kok. Remaja muslim saat ini lebih akrab dengan hari-hari besar milik umat lain. Coba saja tanya ada apa pada tanggal 14 Februari? Pasti mereka pada berebut menjawab: hari itu adalah hari cinta, waktu bagi semua orang untuk mengungkapkan rasa cintanya …. Weleh weleh tuh kan! Atau tanya aja tentang April Mop atau Hallowen. Pasti deh mereka udah pada hapal. Tapi untuk 1 Muharram? Mungkin tahu sih, tapi dijamin mereka nggak bakalan peduli dengan hari itu. 1 Muharram bagi mereka tak lebih dari suatu tanggal yang ada merahnya alias hari libur dimana mereka bisa nyantai seharian jalan-jalan keliling kota ama  teman-teman atau ama pacar! Astaghfirullah.
Beda banget dengan tahun baru Masehi yang jatuh pada tanggal 1 Januari. Untuk hari itu kamu bela-belain begadang semalaman. Niup-niup terompet dan seabreg acara lainnya. Lalu besoknya kamu bangun kesiangan dan meninggalkan shalat subuh tanpa merasa berdosa sama sekali. Ini merupakan suatu bukti bahwa ghazwul Fikri alias perang pemikiran yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam telah berhasil. Umat Islam kini telah dicuci otaknya. Coba aja minta pada yang remaja-remajanya untuk menyebutkan nama-nama bulan Hijriyah secara urut. Dijamin bakal sulit menemukan remaja yang bisa menjawab dengan benar, dan itu kini sudah menjadi makhluk langka yang hanya dapat ditemukan di habitat-habitat tertentu seperti madrasah dan pondok pesantren. Tapi coba minta sebutkan personel-personel WestLife, atau sebutkan urutan nama-nama zodiac…. udah di luar kepala ding.
Tapi belum terlambat! Suer, sama sekali belum terlambat untuk memperbaiki diri. Seiring dengan momen tahun baru Islam kali inilah saatnya kalian lebih care dengan Islam Momen tahun baru Islam kali ini harus benar-benar kita manfaatkan untuk melaksanakan yang namanya Hijrah. Hijrah dari kegelapan menuju terang benderang, cieee. Maksudnya kalian hijrah dari kehidupan yang tidak Islami menuju kepada kehidupan yang Islami mengikuti aturan-aturan Allah. Jadi kalian yang selama ini hidup dalam maksiat seperti pacaran, nyontek, suka ngegosip dan ngejahilin teman, maka dengan momentum hijrah ini harus berubahhhhh! Kalian udah mesti ikut memperjuangkan islam. Dan juga mesti mau berda’wah.
Tapi bukan berarti lho karena mau memasyarakatkan tahun baru Islam, kalian malah niru-niru cara kaum kafir dalam bertaun-baruan, rame-rame turun ke jalan, begadang semalaman nip-niup terompet atau karena mau bedaan sedikit malam itu kamu ganti dengan rame-rame niup seruling atau saksofon atau mukul-mukul bedug di tengah malam. Itu namanya tasyabbuh dan dilarang oleh agama. Kita cukup pada malam itu melakukan introspeksi diri atau bermuhasabah, serta merenungkan arti hijrah itu sendiri.
Dan kalau kita tengok ke belakang ternyata peristiwa hijrah yang dijadikan awal penanggalan Hijriyah ini ternyata mempunyai makna yang amat mendalam. Dari sinilah ternyata tonggak sejarah umat Islam dan bahkan umat seluruh dunia ditentukan. Betapa tidak coba? Keberlangsungan risalah Islam ditentukan hidup matinya pada malam itu. Di malam  yang sepi ketika dua sosok manusia mengendap-endap meninggalkan kota Mekkah. Sementara pasukan multinasional Quraisy dikerahkan berjaga-jaga di depan rumahnya. Lalu ketika dua ‘buronan kelas kakap’ yang tak lain junjungan kita Rasulullah beserta sahabatnya Abu Bakar itu ternyata tanpa diketahui telah lolos, maka seluruh pelosok  Mekkah diperiksa. Kemudian pada saat yang mendebarkan dimana tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar  di Gua Tsur telah ditemukan, di saat Rasulullah berkata menghibur sahabatnya “Laa Takhaf wa laa tahzan innallaha ma’ana” jangan takut dan jangan bersedih hati, sesungguhnya Allah beserta kita. Dan di saat itulah Allah menurunkan pertolongannya berupa mu’jizat yang membuat kaum kafir itu tidak dapat menemukan mereka. Kebayang nggak sih serunya?
Dan hijrah rasul itu bukanlah perjalanan biasa, perjalanan yang ditempuh Rasul saat itu amat berat. Dan beban batin yang dibawa rasul juga amatlah berat, sampai-sampai beliau berkata ketika meninggalkan Mekkah “Aku cinta kepadamu hai kota Mekkah, tempat aku dilahirkan. Namun apalah hendak dikata, aku diusir oleh penduduk negerimu sendiri” betapa tidak, kota yang menjadi kota impian saat itu bagi semua orang untuk menempatinya. Tapi Rasulullah beserta sahabat-sahabatnya justru meninggalkannya.
Tapi bumi Allah itu luas cing, ketika di Mekkah mereka disakiti dicaci dihina, Islam dihalang-halangi, pemeluknya dikejar-kejar untuk dibunuh. Tapi berbeda 1800 dengan yang mereka alami di Madinah. Disitu mereka malah disambut oleh penduduknya dengan sukacita. Nah, mulai dari sinilah Rasulullah lalu membangun yang namanya masyarakat Islam (baca: negara Islam). Dimana cahayanya menyebar ke seluruh pelosok dunia.
Maka sebab-sebab itulah yang menjadi alasan Khalifah Umar bin Khattab ketika menentukan awal kalender umat Islam ogah memakai  Hari Lahir Rasul atau hari-hari kemenangan Rasul sebagai penentuan awal Tahun. Karena momentum yang paling bersejarah umat Islam justru terdapat pada peristiwa Hijrah Rasul, sebuah peristiwa perjuangan yang penuh optimisme. Maksudnya supaya ketika setiap muslim membuka lembaran kalender atau menyongsong hari esok, dapat menyongsongnya dengan perjuangan penuh optimisme.
( Pakderisasi)




           
 POLA MAKAN YANG SEIMBANG part 1 by Dept Ilmi

                Kita sering membaca berbagai rubrik kesehatan, berbagai buku tentang pentingnya pola makanan  yang seimbang itu bagi tubuh. Selain dari buku umum,  Alqur’an pun memberikan petunjuk yang berguna tentang pola makan yang seimbang yang mengandung sejumlah zat yang bermanfaat bagi berbagai macam proses kimiawi dan molekuler sel, pertumbuhan, kekuatan, perbaikan sel-sel tubuh manusia dan lain- lain, seperti protein hewani, lemak, kalsium, zat besi dan garam. Adapun pola makan yang seimbang adalah dengan mengonsumsi daging, terutama daging anak sapi panggang, atau ikan, susu segar,  keju, dan buah-buahan.
                Alqur’an secara tidak langsung memberikan petunjuk tentang pentingnya protein hewani bagi kesehatan manusia dalam berbagai kesempatan:
                “Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan : “Salaman (selamat).”  Ibrahim menjawab : “Salamun (selamatlah),” maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang”. (QS Hud[11]:69)”
                “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat) yang dimuliakan ? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan mengucapkan : “Salaman.”  Ibrahim menjawab : “Salamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.” Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata : “Silakan kamu makan.” (QS Al-Dzariyat[51]:24-27)
                “dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS Al-Waqi’ah[56]:21)
                Ikan juga dipandang sebagai makanan yang berprotein tinggi dan amat penting bagi kesehatan manusia. Alqur’an mengungkapkan perihal makanan segar ini sebagai berikut :
                “Dan dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lau; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karuania-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Nahl[16]:14)
                Dan tiada sama (antara) dua laut, yang ini tawar, segar, sedap diminum, dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu melihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.” (QS Fathir [35]:12)
                Kemudian Alqur’an menunjukkan pentingnya protein hewani sebagai bagian dari menu makanan secara umum :
                “Dan Dia telah menciptakan binatangternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.” (QS Al Nahl [16]:5)
                “Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan. (QS Al-Mu’min”[40]:79)
                Meminum susu segar yang amat bermanfaat bagi kesehatan manusia juga dianjurkan Al-Qur’an :
                “Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami member minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian darinya kamu makan. (QS Al-Mu’minun” [23]:21)
                “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS Al-Nahl[16]:66)
To be continue…….. the next edition J

 Wanita Pembangun Peradaban by Dept. Kemuslimahan

WANITA… Tak akan ada habisnya jika membicarakan makhluk satu ini. Banyak puisi dan lagu yang berkisah tentang wanita. Kalo kata The Changcuters  “wanita itu racun dunia”. Kalo kata Ada Band  “karena wanita ingin dimengerti”. Banyak sisi yang bisa dikupas dari wanita sangatlah luas, misalnya kecantikan dan keindahan tubuhnya, gaya busana dan aksesorisnya, lifestylenya, hobi shoppingnya dan nge-rumpi, sisi psikologisnya yang sensitive dan mengutamakan perasaan, kelembutan dan kasih sayangnya, and else.
Sejak Islam datang sebagai rahmatan lil alamin, jelas bahwa Allah SWT memang memuliakan wanita, mengangkat derajatnya, dan menjadikannya sebagai pengatur rumah suaminya. Rasulullah bersabda ,”Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpin…. Maka, seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia bertanggungjawab atas apa yang dia pimpin.” (HR Bukhari dan Muslim)
Yang sangat luar biasa, ibu bukan hanya pemimpin dalam rumah suaminya, melainkan jadi ‘tiang Negara’. Kenapa demikian??? Jika kita membuka lembar demi lembar sejarah Islam maupun dunia, niscaya kita akan menemukan orang-orang agung yang disegani sekian banyak umat, dimana para umat bertekuk lutut di hadapan mereka. Munculnya mereka semua itu tidaklah lepas dari keagungan seorang ibu yang telah merawat dan mendidik mereka sedemikian rupa hingga menjadi pemimpin yang luar biasa.
Pada waktu Presiden Amerika Serikat Abraham Linkoln baru meraih jabatannya, seseorang memberikan ucapan selamat. Tahukah anda jawaban beliau? “Janganlah anda memberikan selamat kepadaku, tetapi berikanlah selamat itu kepada ibuku. Karena dialah yang mengangkatku hingga sampai pada tingkatan ini.”
Dan jika kita menyelami sejarah pada masa keemasan islam, dimana pada masa itu orang-orang islam telah mampu menaklukan dunia. Mereka mengisi dunia dengan kekuatan dan keberanian, kebijaksanaan, dan ilmu pengetahuan. Mereka dapat menundukkan beberapa bangsa, menaklukan beberapa kerajaan, menancapkan bendera-bendera meraka di jantung benua Asia dan Afrika serta beberap daerah di benua Eropa. Di sanalah mereka mewariskan agama mereka, ilmu pengetahuan, sastra serta kebudayaan meraka. Pada masa bersejarah itu, mereka tidak pernah mendirikan pondok atau sekolah. Sarana penanam hikmah dan penyampai ilmu adalah ibu-ibu mereka yang luar biasa. Subhanallah…
Wanita memang merupakan pendidik pertama dari anak-anaknya sebelum masuk bangku sekolah. Walaupun telah belajar di sekolah pun, ibu harus tetap mendampingi anak-anaknya tumbuh besar dan dewasa. Pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu dengan guru-guru di sekolah pasti tidak akan sama bagi sang anak karena pendidikan di dalam rumah tidak hanya membangun kecerdasan tapi yang lebih penting adalah pembangunan karakter anak yang akan ia bawa sampai dewasa dan ketika terjun ke masyarakat.
Lalu seandainya nih ada yang bertanya, “apakah mungkin seorang ibu mendidik anak sambil berkarier? Menurut saya itu tidak mungkin, terlebih lagi jika ibu itu bekerja dari pagi sampai petang atau jarak dari rumah ke kantornya itu cukup jauh. Jangankan mendidik, mengawasi kegiatan anak-anaknya saja ia tidak akan mampu. Teknologi canggih pun tidak akan mampu menghasilkan komunikasi yang jujur dan berkualitas antara ibu dan anak. Jika ibu pulang kerja saat anak sudah tidur, simple-nya nih, bagaimana mungkin ibu mengajarkan pada anak tentang shalat tepat waktu, membaca Al Qur’an dengan baik, berdoa dan mencuci tangan sebelum makan, gosok gigi sebelum tidur dan bagaimana cara menjawab soal PR Matematika dengan rumus yang praktis??? Jadi, tidak seharusnya ibu mewakilkan 100% kewajibannya di rumah pada pembantu atau baby sitter karena kasih sayang ibu takkan bisa tergantikan oleh siapapun,
Mungkin sebagai wanita modern, kita didoktrin tentang era emansipasi, Ada semacam bisikan “buat apa saya susah-susah belajar sampai jadi sarjana atau bahkan doctor kalau akhirnya cuma jadi ibu rumah tangga?” Hmmm, Allah SWT memang mewajibkan laki-laki maupun wanita buat belajar setinggi-tingginya sampai akhir hayat, tetapi Allah SWT menakdirkan kemuliaan yang dicapai antara laki-laki dan wanita itu melalui jalan yang berbeda karena keduanya memang diciptakan dengan kodrat berbeda. Lalu, maukah kita jadi wanita yang sangat tinggi ilmu dan jabatannya tetapi tidak mulia di hadapan Allah SWT, suami, serta anak-anak kita?
Menurut saya, uang dan jabatan yang seorang ibu dapatkan dari bekerja mati-matian tidak lebih penting dari kasih sayang dan perhatiannya untuk anaknya serta keshalihan, kecerdasan, dan keberhasilan anaknya di masa depan. Dan sesungguhnya surge yang mengalir di bawahnya sungai-sungai adalah janji Allah yang pasti.
Yaaap, kemuliaan kita sebagai wanita tidak akan sia-sia jika kita menggunakannya untuk kebaikan dan investasi yang sangat menguntungkan bahkan sampai ke akhirat. Pendidikan yang baik akan menghasilkan kader-kader baru yang akan membawa bendera Islam, dan lebih luas lagi generasi penerus yang akan memimpin dengan bijaksana Negara ini di masa depan.
To be continue…….. the next edition J






2 komentar:

Unknown mengatakan...

wew..

Anonim mengatakan...

Keren...