About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

10/02/2017

Prolog: Ujian, Bukti Allah Mencintai mu..



“Sesungguhnya Allah SWT jika menyukai seorang hamba maka Dia mengujinya dan mengikatnya dengan ujian, seperti orang sakit yang mengikat keluarganya untuk tetap di sisinya..” (HR. Imam Ja’far Shadiq)
                Jika dikau memerhatikan bagaimana anak2 sakit, ia akan selalu minta ditemani oleh orang tua atau keluarganya. Ia manja, ingin diperhatikan, ia merengek, meminta kasih sayang. Sehingga orangtua yang biasanya sibuk bekerja, kini harus menyempatkan waktu banyak untuk menemaninya, agar dia bersemangat untuk sembuh.
                Begitu juga, terkadang Allah SWT memberikan ujian kepada kita, karena Dia ingin kita dekat dengan-Nya. Karena dengan ujian, kita senantiasa mengingat dan memohon pertolongan-Nya. Bukankah begitu sobat?
                Bukankah seringkali, ketika dalam situasi bahagia, tak ada tekanan maupun kesedihan, kita lupa akan kehadiran Allah SWT? Terlupa bahwa Dia menyaksikan, dan mendengar segala riuh suara batin kita. Dan bahkan, seringkali, hanya untuk sekedar menjawab panggilan-Nya (adzan) saja kita mengeluh karena telah mengusik kenyamanan waktu santai kita. Duhai sebaliknya, ketika dalam kondisi menyedihkan, terpuruk dan penuh tekanan, kita senantiasa bertiarap menengadah kepada-Nya. Seolah lupa, bahwa sedari dulu kita telah mencampakkan kehadiran dan panggilan-Nya. Kidung duka... Segitu lemahnya iman kita..
                Tak ubahnya kita, ketika kita mencintai seseorang, kita sering memberinya ujian dengan sengaja untuk mengukur seberapa besar kasih sayang dia kepada kita. (Perempuan sih biasanyaa..) Seberapa besar setianya kepada kita. Seberapa tulus rasa sayangnya (Euhh..) dan macam lainnya.
                Andaikan, kamu memberikan ujian berupa lost contact, kamu tidak ingin bicara lagi dengannya, you dont talk anymore... nahh.. mirip lagu itu lah. Selama beberapa hari atau minggu, akankah dia berpaling kepada yang lain. Ataukah dia setia menunggu dan menghubungimu lebih dulu. Semua akan terjawab lewat ujian ini.
                Seperti halnya Ibnu Hajar Al-Asqolany, jika dikau tau kisahnya. Begitu lelahnya ia diuji dengan kehilangan. Kehilangan orang tua terkasih hingga membuatnya susah berkonsentrasi dalam pelajaran. Namun, taqwa telah menggiringnya, keluar dari keputusasaan. Ia tau, bahwa yang ia perlukan hanya konsisten dalam ketetapan Allah SWT. Semakin banyak ujian yang menderanya, ia harus semakin dekat kepada Allah SWT. Di setiap ibadahnya, terselip doa pengharapan kepada Allah. Dan di setiap embusan nafasnya, tertiup kepasrahan & permintaan tolong kepada-Nya. Maka lahirlah, si “anak batu” lewat tetesan air yg tegar mengukir batu, siang dan malam mengalir bersama ketentuan Allah.
                Dan ingatlah kawan, ujian tidak hanya berwujud kesedihan yang meneteskan air mata, namun ia nya terkadang  berwujud kebahagiaan dan kabar gembira yang tak pernah kita duga. Hingga Allah SWT berfirman:

“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami, ia berkata: ‘Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.’ Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS Az-Zumar (39): 49))

Tidak ada komentar: