About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

10/14/2017

Kita Sering Melupakan Allah Saat Senang

Allah, maaf kami sering lupa
Akan hadir-Mu yang selalu memberikan segala
Tak mampu kami sebutkan semua
Senang dan Sedih yang ada
Bagai kelupaan kami pada udara
Sumber dari penghidupan semesta

  Sejak kita terlahir di dunia, banyak hal-hal menyenangkan yang pernah kita alami. Dari mulai terlahir di keluarga kaya, mumpuni, dan mampu memenuhi segala kebutuhan, pun juga keinginan kita. Terlahir dengan anggota badan yang sempurna, lengkap dengan wajah cantik dan kulit putih bersih. Atau bilapun tidak secantik atau setampan yang dibayangkan, tetaplah maskara yang dikau beli akan mampu menutupinya.
                Kawan, jika dikau pernah berkeliling di rumah sakit, lihatlah kehidupan di sekitarmu. Berapa banyak yang hidupnya serba kekurangan dan membutuhkan pertolongan. Cobalah sesekali dikau berkunjung ke ruang jantung ataulah paru, lihatlah berapa banyak mereka yang kesusahan untuk hanya sekedar bernafas lega. Atau cobalah dikau tengok mereka yang berjuang melawan kankernya di ruang hematoonkologi. Dikau akan tau betapa berharganya setiap detik dan hari-hari mereka. Dan sungguh nyamannya kita yang bisa menghabiskan waktu bersama2 orang tercinta, sedang mereka, harus menghitung hari-harinya sebelum direnggut nyawa. Beruntungnya, kehidupanku selalu berkutat dengan yang namanya “sakit”. Mungkin, agar aku dipaksa belajar tentang maknanya “sakit”. Dan apa yang bisa kulakukan untuk rasa “sakit” tersebut.
                Pernah suatu ketika, aku jaga malam di stroke center (tempat rawat intensif penderita stroke). Waktu itu, ada pasien baru dengan stroke hemoragik (stroke karena pendarahan) yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah otak –biasanya karena hipertensi-. Karena pasien tersebut penurunan kesadaran, maka sewajarnya sudah kulakukan pengawasan ketat. Sesekali aku duduk dimeja sambil menulis atau curi2 waktu makan. Mungkin karena iba denganku yang kelaparan, anak dari pasien tersebut menghampiriku sambil menyerahkan martabak dan terang bulan (wueenaaak tenaaan...). Ia mengucapkan terimakasih dan kemudian bercengkerama.
                Ia bilang selama ini kehidupannya sangat nyaman dan bahagia. Namun ketika papahnya dilanda sakit, ibu dan keluarganya juga tidak bisa tenang. Fokus mereka teralihkan untuk kesembuhan sang ayah. Pekerjaan rumah tangga dan luaran sering tak dihiraukan. Dirinya sendiri juga kesulitan untuk mengatur waktu kuliah. Sehingga saat itu, ia dan keluarga benar2 merasa kesulitan, dengan aktivitas kuliah, biaya sekolah, urusan rumah tangga dan pengobatan sang ayah.
                Satu hal penting yang ia sampaikan padaku. Ketika dalam kondisi kesusahan tersebut ia dan keluarga makin dekat dengan Allah, Yang Maha Pengampun dan Pemberi Kesembuhan. Ia makin sering mengaji, shalat, dan ibadah lainnya, berharap untuk dapat keluar dari kesusahan dan diberi kekuatan untuk bertahan dalam cobaan. Begitulah, seringkali hari-hari kita berlalu tanpa arti, dannn.. tidak ada salahnya untuk berubah. Semoga ayahnya sudah sehat wal afiat sekarang dan keluarga sudah bahagia seperti semula. Oh iya, anak pasien tersebut perempuan lohh.. hahaha. Eh, yang disana jangan cemburu ya! (Emang ada?)
                Begitulah hidup, pelajaran demi pelajaran akan selalu ada. Asal dikau bisa mengambil hikmahnya dan menyambut berkahnya. Kita senantiasa merasa kesuksesan, kesenangan, kebahagiaan pada diri kita sekarang adalah hasil jerih payah kita sendiri, tanpa pertolongan dari-Nya. Itulah mengapa kesenangan itu takkan bertahan lama. Karena, Allah ingin mengingatkan kita kembali akan kehadiran-Nya. Dia ingin kita dekat lagi dengan-Nya dan bukan termasuk orang-orang yang lalai. Allah berfirman:



“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. “ (QS Al Munafiqun: 9)

Tidak ada komentar: