Wahai Tuhan
Jauh sudah
Lelah kaki
melangkah..
Aku hilang,
tanpa arah..
Rindu hati
pada sinarmu
Wahai Tuhan,
Aku lemah
Hina,
berlumur noda
Hapuskanlah,
terangilah
Jiwa di
hitam jalanku...
Okeee..,
mari kita dendangkan sama2 lirik dari lagu Opick -Taubat yang dulunya cukup
terkenal di zamannya album religi. Dikau bisa memulainya dari G D Em C , hhe.
Aku banyak menyukai lagu-lagu dari penyanyi yang satu ini. Selain suaranya
bagus dan aransemennya yang aduhai. Diksinya juga menyejukkan telinga. Kalau
tidak salah, aku pernah membawakan lagu ini bersama kawan2 waktu pensi dulu.
Masa-masa saat mahasiswa baru gitu.. meski dengan suaraku yang cempreng,
nampaknya penampilan kami waktu itu cukup menghibur. Atau mungkin karena efek
saya kali ya.... (*hueeekkk)
Aku bukan
ingin bercerita tentang biografinya. Yang aku ingin ceritakan adalah lagu ini
nampaknya banyak mewakili perasaan banyak orang. Perasaan ketika mendapati
hidup penuh dengan keterpurukan ataupun penyesalan. Ketika hari-hari kita
senantiasa bergulir bersama cobaan dan ujian, bahkan jalan keluarnya saja tak
nampak di penghujung lelah. Maka mari kita sejenak berpikir apakah masalah demi
masalah yang kita lalui ini adalah sebuah peringatan? atau sebuah jalan untuk
kita berpikir bahwa diri ini lemah dan betapa perlunya kita sebuah ampunan?
Kawan... pernahkah
kamu merenungi tentang kesalahan dan kekhilafan yang pernah dilakukan? Mungkin
kita semua akan berpikiran sama, “Andai punya mesin waktu, aku ingin sekali
merubah kembali masa2 itu..”. Dan sayangnya, berandai2 terkadang juga berupa
bisikan setan. Membujukmu untuk terus melakukan maksiat dan kesalahan yang
sama, sehingga kamu berpikir di masa depan mungkin kamu mampu merubah segalanya
atau menghapus memori kelam di masa lalu. Tapi tahukah kawan? tak ada yang bisa
memilih awal dan akhir hidup kita seperti apa, namun mengawali kebaikan dan
mengakhiri keburukan itu, selalu sebuah pilihan.
Saat aku bercerita
seperti ini, bukan berarti aku seputih yang orang2 kira. Seringkali saat aku memejamkan
mata, kusaksikan selimut2 mimpi yang meraung2 di dinding pikiranku. Setiap kali
kututup telinga, terdengar bisik2 rencana hari ini dan masa depan. Dan setiapku
terbenam dalam bisu, pikiran2 pahit tentang masa lalu akan selalu membakar khayalku
itu. Entahlah, saat kuhembuskan nafas di pagi hari, terkadang akupun bangun
dengan perasaan kecewa tanpa tau apa penyebabnya. Kata orang, ketidakmengertian
membuat hidup menjadi hampa, dan kehampaan akan menciptakan ketidakpedulian,
begitulah.. aku pun juga, memiliki sisi hitam...
Apakah kamu
pernah sepertiku? Dalam hidup ini, kesedihan yang mengganjal di hati kita mungkin
muncul tatkala kita berfikir tentang keputusasaan akan jaring2 masa lalu. Mungkin
juga sebuah ketakutan yang membayangi langkah saat merenungi masa depan yang
penuh dengan ketidakpastian itu. Entahlah, lika-liku hidup ini penuh misteri,
segalanya adalah ketentuan Allah dan seluruhnya ialah kuasa-Nya. Oleh
karenanya, bila hidupmu penuh dengan masalah dan cobaan. Yakin saja, jalan yang
diberikan Allah pastilah yang terbaik akhirnya, maka ta’atlah kepada-Nya. Pasti
kamu akan dibimbing-Nya.
Mari
berbenah diri, karena mungkin saja ujian yang menimpa hidupmu adalah petunjuk
dari Allah agar kita bertaubat pada-Nya. Tak ubahnya kisah ujian yang menimpa
kaum Nabi Musa dalam firman Allah surah al-a’raf : 155
“Musa berkata: Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah
Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami
karena perbuatan orang2 yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan
dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan
Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang
memimpin kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampunan yang
sebaik2nya.
”
Dan mari
kukatakan sekali lagi, awal dan akhir hidup kita tiada yang bisa memilih, namun
mengawali kebaikan dan mengakhiri keburukan, itu selalu sebuah pilihan.