About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

10/21/2012

Menyambung Jejakmu...

Follow the tales

Mencoba mempelesetkan judul lagu yang sempat dihitskan oleh Peter Pan. Bila Ariel berusaha “menghapus jejakmu” maka upaya dakwah yang kita jalani adalah sebaliknya, yakni “menyambung jejakmu”.
Ini sisi manis yang pertama. Ibarat sebuah hidangan, maka sematan sebagai ‘sang penyambung jejakmu’ adalah hidangan pembuka yang membuat ngiler penikmat hidangan.


Kenapa? Karena sesungguhnya ini adalah gelar kehormatan. ‘–mu’ disini disandarkan kepada tokoh-tokoh terpilih. ‘-mu’ yang kita sambung jejaknya adalah tokoh-tokoh kaliber terpenting dunia akhirat. Di jajaran teratas terdapat nama nabi dan rasul terpilih dari nabi Adam hingga ke junjungan kita nabi Muhammad. Menyusul kemudian nama-nama besar seperti Abu Bakar, Umar, Abdullah bin Umar, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah. Menyusul pula nama Hasan AlBashri, Imam Syafii, Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, Imam Ghazali, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim AlJauziyyah. Terus hingga ke Hasan AlBanna, Sayyid Quthb, Taqiyuddin AnNabhani, Abdul Qadim Zallum. Terus hingga ke HOS Tjokroaminoto, A Hassan, Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan, Buya Hamka, Rahmat Abdullah……


Banggakah anda bila nama anda disejajarkan dalam satu kertas bersama tokoh-tokoh itu? Lebih bangga lagi bila yang ‘menuliskannya’ adalah Dzat Maha Mulia dan Maha Memuliakan! Kita, mungkin tak bisa mensejajari keluarbiasaan ibadah dan menakjubkannya keshalehan mereka. Tapi minimal kita mensejajari mereka dalam ‘list’ orang-orang yang menyambung jejak risalah Rabb-Nya di muka bumi
Penyambung jejak. Karena sejatinya dakwah ini adalah sebuah rantai pesan. Bersumberkan dari Allah di Sidratul Muntaha ke Jibril menuju Rasul pilihannya diestafetkan kepada orang-orang yang tentu juga merupakan pilihanNya diestafetkan lagi terus… dan terus… dan entah sampai kemana ujungnya.
Orang pilihanNya, bagian dari rantai pesan ilahi…. Tentunya ini adalah prestise yang tidak ada bandingnya. Gelar kehormatan yang tak terbandingkan jauh melampaui sematan bintang lima di ketentaraan, atau gelar professor di akademik…


sematan gelar da’i… ini adalah manis pertama… yang bagi anda pemburu penghargaan dan prestise maka jenis gelar penghargaan ini tak boleh terlewatkan.  Disematkan langsung oleh Sang Pencipta, disaksikan oleh alumni-alumni para nabi, rasul dan tokoh-tokoh terbaik.
…Benar-benar muantepp! Semangat kawan2!

2 komentar:

Melda al Kubra mengatakan...

mari berlomba utk mendapatkan penghargaan dari ALLAH. jangan takut berada di jalan Dakwah. lelah, letih, itu sudah biasa. percayalah jika kamu menolong (agama) ALLAH maka Dia akan menolongmu..Hamasah!

Unknown mengatakan...

Wah.. ka melda, gimana kabarnya ka? dimana sekarang kerja?

syukron atas kunjungannya