About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

12/20/2011

Balasan Surat Cinta dan Benci...

“…perempuan yang keji adalah untuk lelaki yang keji, dan lelaki yang keji untuk perempuan yang keji dan (sebaliknya) perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.. Mereka (yang baik) itu bersih dari (tuduhan buruk) yang dikatakan oleh orang-orang (yang jahat); mereka (yang baik) itu akan memperoleh ampunan (dari Allah) dan karunia yang mulia..”

            Oke, sedikit intermezzo saja, seorang temanku dulu sangat menyukai ayat tersebut, Qur’an surah An-Nur ayat 26. Katanya sih ayat ini sangat menginspirasi dirinya, dan dapat membuat dirinya tenang kala dirinya sedang dalam masalah, ayo tebak masalah apa? masalah apa lagi jika bukan tentang ‘CINTA’. Hmm.. kupikir memang betul, ayat ini sangat inspiratif, siapa yang tidak senang coba dengan janji Allah ini. Bahwa seorang laki-laki yang baik kelak nantinya akan mendapatkan wanita yang baik pula, dan seharusnya siapapun yang percaya dengan janji Allah ini akan berlomba-lomba dalam kebaikan di jalan-Nya.

            Kita flashback sebentar, satu hari sebelum hari ini. Sore hari dimana beramai-ramai orang sedang asyik-asyiknya melaksanakan kegiatan kampusnya. Tepatnya di area parkir Fakultas Kedokteran UNLAM…

“Panggilan kepada kak nizar agar maju mendampingi adiknya”
“Lho? aku? tersentak aku bingung, waktu itu aku sedang enak-enaknya menyantap snack yang dibagikan panitia. Eh tiba-tiba??
“Wah.. Sepertinya memang sudah direncanakan dari awal oleh panitia rupanya, pantas firasatku buruk..” pikirku dalam hati.

            Ya.. kemarin aku dan kawan-kawan sedang melaksanakan LDKM. Tepatnya kami sedang berada dalam sesi “Pembacaan Surat Cinta Dan Benci Untuk Kaka Panitia”. Entah kenapa waktu itu aku merasakan ‘aura-aura’ buruk dari sang pembawa acara. Nah iya kan… Eureka!

            “Ihiiyyy…” suara sorak sorai mengiringi langkah kakiku yang ragu untuk maju kedepan. Bagaimana tidak ragu? Aku harus dihadapkan dengan seorang akhwat dengan surat yang akan dibacanya. Raguku bukan karena aku takut berhadapan dengan wanita, bukan pula karena aku tidak suka melihat sosok wanita, atau ada yang menyangka aku tidak punya perasaan dengan wanita? (wuiiih.. siapa bilang). Raguku semata-mata karena aku takut dengan Allah, kutakut akan menjadi contoh yang buruk bagi adik-adik asuhku, binaan dariku, yang sudah kuanggap sebagai adik kandungku sendiri. Wajar aku takut, mereka angkatan baru, dan kupikir mereka masih labil. Seandainya aku mencontohkan yang tidak-tidak, mereka bakal mikir macam-macam nantinya.

            Dan benar.. ketika surat itu dibacakan tingkat kausalitas yang tiada henti mencapai puncaknya. Perasaan bergejolak, emosiku sudah mendominasi, apalagi diiringi suara-suara pengganggu dari panitia “..ihiyy..”, “akayahhh..”, “Weiiitsahh…” semakin saja membuatku gusar. “Awas kalian! Bakal kuteror malam ini” gumamku dalam hati. Apalagi saat itu teman seperjuangan dakwah ku pun ikut-ikutan tidak bisa mengontrol interaksinya, semakin menyesakkan dada ini. Grrrr…..

            Aku tundukkan kepala, sambil menghembuskan nafas, dan mencoba berfikir tenang “Awas zar.. jangan sampai hilang kendali, tetap istiqamah. Sekarang ini adik-adikmu sedang menontonmu, kontrol dirimu..” hati nuraniku pun ikut bicara.

Merenung kedalam diri…

            Salah siapakah ini? Apakah aku harus menyalahkan adik-adik tingkat yang menulis surat itu? Atau yang kusalahkan mereka, para panitia? Ataukah salah orang tuaku juga yang melahirkan diriku terlalu ganteng? (*jyahh… gedubrak, tiba-tiba para akhwat diujung sana berjatuhan). Bukan… kupikir bukan salah mereka. Bukan karena adik-tingkat penulis surat-surat tsb, mempunyai perasaan ‘itu’ (baca: CINTA) lumrah, wajar dimiliki, itu juga merupakan salah satu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Bukan pula karena panitia, yah.. meskipun tersirat ‘licik’ kumaklumi saja, mereka pun sudah sedikit banyaknya mengikuti saranku dalam pelaksanaan LDKM, khususnya pemisahan antara laki-laki dan perempuan, tetapi terkadang memang iman seseorang itu naik turun. Dan bukan kesalahan orang tuaku juga yang melahirkan diriku terlalu ganteng… (*hueekk.. tiba-tiba lagi seorang akhwat muntah karena ke-pede-anku), hehe, Bukan, bukan sama sekali.. Kupikir ini adalah permasalahan bagaimana perasaan CINTA ‘itu’ diarahkan.

            Oke, lupakan semua cerita tentang diriku. Dari awal aku sudah menyinggung tentang ayat Al-Qur’an bahwa “..laki-laki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik pula..” dst. Lalu apa hubungannya dengan kasus yang menimpaku? Kalau sejenak kita berfikir ayat ini sangat indah sekali, janji manis Allah yang benar-benar diperuntukkan kepada hamba-Nya yang taat, bagaikan pelontar dikala semangat untuk menegakkan agama-Nya hampir futur, peneduh diantara banyaknya masalah ‘itu’ yang sering datang tiba-tiba. Bahkan aku sangat setuju dengan kawanku yang benar-benar mengidolakan ayat ini. Ayat ini lah yang berhasil membuatku bisa menahan semua emosiku, ayat ini juga yang sering mengingatkanku untuk tetap istiqamah dalam menjaga interaksiku dengan akhwat, dan ayat ini juga yang sering menekan nafsu jahat ku dikala hampir meledak.

            Jadilah.. bukan carilah..
Inilah sedikit makna dari ayat tersebut. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan. Dan tentu saja, Allah sudah menentukan siapa yang terbaik bagi tiap manusia. Jadi, walaupun kita mempunyai badan kurus kerempeng, pendek, kulit hitam legam, wajah jelek , rambut botak, mata sipit, hidung pesek, bibir dower, gigi selangkah di depan, hidup lagi?? (*sejenak seseorang disudut sana terpaku sedih) jangan khawatir tidak akan mendapatkan jodoh, karena Allah sudah menyiapkan jodoh untuk kita (wah.. dia langsung bersinar, hehe)

            Jadilah.. bukan carilah..
“Keseimbangan”, ya.. keseimbangan.., kalau dipikir-pikir mengapa ayah dan ibu kita sangat cocok sekali? Mengapa dari sekian banyak orang yang sudah berpasangan dan menikah sangat langgeng? inilah jawabannya. Laki – laki baik akan mendapatkan wanita yang baik, wanita yang baik akan mendapatkan laki – laki yang baik. Dan sebaliknya, laki – laki yang buruk akan mendapatkan wanita yang buruk, dan wanita yang buruk akan mendapatkan laki – laki yang buruk pula. Artinya, kalau kita ingin mendapatkan pasangan yang baik, berarti kita harus jadi orang yang baik dulu, dan kalau ingin mendapatkan pasangan yang buruk, maka kita harus jadi orang yang ………. hayoooo

            Jadilah.. bukan carilah…
Maka karena alasan inilah aku dan kawan lamaku dulu bersikukuh untuk benar-benar menjaga interaksi kami dengan akhwat. Karena alasan yang simpel inilah kami terus mencoba menekan nafsu jiwa kami yang sering tiba-tiba membuncah. Karena alasan ini juga yang membuat kami tidak ingin pacaran. Alasannya memang sederhana, jika kami pacaran maka wanita yang nantinya akan mendampingi kami bekas pacar orang, jika kami tidak bisa menjaga interaksi kami, maka otomatis wanita yang akan mendampingi kami mudah digoda orang, jika kami tidak bisa mengontrol nafsu kami, maka dengan konkrit pula wanita yang akan mendampingi kami juga…… ya gitu deh.. de es te.

            CUEK?? Ya.. Mungkin dari sekian surat benci yang kuterima dan kubaca tersirat kata-kata “Cuek” untukku (maaf ya.. untuk adik-adik yang sudah lancang kubaca suratnya, hha). Hmm.. Ijinkan aku membalasnya, mungkin alasan yang tepat untuk menjawab mengapa aku sangat cuek sekali khususnya pada akhwat,  karena aku takut “Kekasih Gelapku” cemburu.

            Kekasih gelap…
Yah bilang aja begitu, soalnya sosoknya hingga kini memang misterius. Jangankan wajahnya, bahkan bayangannya pun tak terjangkau. Jyaaah ! sebegitu gelapnya dan terlampau misterinya!

            Kekasih gelap…
Makanya kubilang ke orang-orang tatkala ditanya tentang kekasih, siapa bilang aku tidak punya kekasih! sudah punya lagi,,, kekasih gelap malah. Iya.., bahkan aku dan dirinya sudah lama dijodohkan. Bukan sembarang perjodohan. Yang menjodohkan adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Kuasa segala-galanya.

            Kekasih gelap….
Aku cuma tersenyum sinis sembari leng geleng geleng kepala tatkala melihat yang lain tertipu dengan fatamorgana. Fatamorgana yang mereka katakan cinta…. Mereka berdandan berlebihan … demi satu hal…. mendapatkan kekasih semunya. Sementara disini aku terlampau tenang, hatiku telah nyaman…. aku tidak  perlu ikut-ikutan dalam dandanan berlebihan, kaya iklannya AXIS, ckck aku juga tidak perlu terjerembab mengarang rayuan-rayuan gombal… “Bapak kamu tukang listrik ya?” “Koq tau..” “ Karena kamu telah menggosongkan hatiku..” huekk, tidak perlu! Karena aku telah memiliki kamu.. duhai kekasih gelapku….

            Kekasih gelap…..
Sebuah anugerah indah yang telah dipersiapkan semenjak diri ini tercipta. Sebagaimana kelahiran, kematian, dan rizki telah terpatrikan, maka kekasih pendamping pun telah tergariskan. Tinggal bagaimana azzam kita dalam menggapai garisan itu. Sang kekasih gelap, pelengkap rusuk.. lebih dari itu.. dirinya pelengkap diri… sayap-sayap yang membawa raga melayang arungi samudera. Akayahh...hahahha

            Kekasih gelap….
Firman Allah telah gamblang terurai, Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik…. serta sebaliknya. Jadi, kekasih gelap…. berjanjilah pada ku, kamu mesti mempersiapkan diri.. jadilah kekasih gelap yang cemerlang dengan keshalihannya.. sementara doakan diriku ini juga bisa meniti mengimbangi dirimu.

(Teruntuk kekasih gelapku yang belum jelas keberadaannya dimana(menyedihkan !!) tapi yang pasti saat ini dia sedang kege-eran dengan tulisan ini, hhahh (semua jodoh ditangan Allah takkan pernah ada yang tau kecuali Allah yang maha mengatur segalanya).

2 komentar:

Untung Simpati B. mengatakan...

yg ini sakit mata mlihatx
warnax kd nyaman

Unknown mengatakan...

Ampih dah, tau sudah ku caranya