The Deathly Hallows
Kematian Albus Percival Wulfric Brian Doumbledore, Kepala Sekolah Sihir Hogwarts membuat kesedihan mendalam bagi Harry. Berminggu-minggu dilaluinya dengan perasaan sedih, kesal, dendam, semuanya bercampur aduk dalam hatinya. Ditambah lagi pengkhianatan Severus Snape, salah seorang guru terpercayanya, memberikan sakit yang membekas dalam batin psikologis Harry.
Sekarang perasaan Harry semakin diragukan, kematian Mad Eye pada penyelamatan Harry untuk dipindahkan ke Burrow (salah satu tempat milik Orde), kerusuhan pada pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, kemungkinan ditangkapnya keluarga Weasley dan gurunya Remus Lupin oleh Death Eaters, dan yang paling menyakitkan adalah kematian Dobby, peri goblin kecil baik hati yang setia menolong Harry, semuanya membuat harry ragu untuk tetap berjuang melawan Lord Voldemort karena takut akan melibatkan orang-orang terdekatnya.
Dengan perasaan yang terguncang berat, Harry bersama kedua sahabatnya Ronald Bilius Weasley dan Hermione Jean Granger mencoba melanjutkan perjuangan untuk mencari keempat Horcrux (bagian jiwa Voldemort yang terbagi) yang tersisa. Dengan petunjuk ketiga Horcrux yang telah didapatnya (Buku Harian Tom Riddle, Cincin, dan Liontin), serta benda peninggalan Doumbledore (pedang Gryffindor, Deluminator, Buku The Tales of Beedle The Bard, dan Snitch) mereka memasuki dunia cerita The Deathly Hallows, kisah tiga bersaudara yang dikejar kematian dan ketiga ‘pusaka’ yang mereka miliki. Harry dan kedua temannya harus mencari Tongkat sihir terkuat, yaitu Tongkat Elder (tongkat yang terbuat dari pohon Elm), Batu Kebangkitan, dan Jubah Gaib. Jika ketiga kekuatan itu disatukan, bersama-sama mereka akan mendapatkan “Super Power” untuk mengalahkan Lord Voldemort.
Pencarian pun dilakukan, dengan petunjuk yang ada Harry dkk memulai petualangannya. Mereka memulai dengan mencari letak keberadaan batu kebangkitan. Melalui teka-teki yang berhasil dipecahkan Hermione dari Buku The Tales of Beedle The Bard yang didapatnya, ia berhasil menemukan letak dan bentuk sesungguhnya dari batu kebangkitan tersebut yang tidak lain adalah “batu nisan” dari makam Godrics Hollow yang ditemukannya.
Gengsi karena keberhasilan Hermione, Ron pun tidak mau ketinggalan, hadiah pemberian Doumbledore tidak disia-siakannya, ternyata ada cara penggunaan Deluminator yang tak diketahuinya. Saat malam hari sebelum ujian blog sekolah Hogwarts, di kompleknya terkena giliran pemadaman lampu, padahal malam itu sangat penting bagi Ron yang belum selesai mempelajari semua bahan. Untungnya Ron punya Deluminator yang berfungsi seperti charge lamp untuk digunakan sebagai penerangan. Namun, tanpa disengaja Ron menekan tombol aneh, Deluminator bukan mengeluarkan sinar tapi peta hologram yang memberitahukan posisi “Jubah Gaib” yang dicarinya.
Tanpa pikir panjang Ron sendirian melesat ke kota Monthstrous Nightmare, sebuah kota hasil dari pencariannya dengan Google Searching dan akhirnya ia berhasil menemukan Jubah Gaib yang wujud sebenarnya tidak lain adalah “Taplak Meja” peninggalan pra sejarah yang ada di museum sana.
Kini tinggal Harry yang belum mendapatkan apa-apa, usaha pencarian yang ia lakukan tidak menuai hasil yang menggembirakan. Apalagi setelah ia mendapat informasi bahwa tongkat sihir terkuat “Tongkat Elder” ternyata telah direbut oleh Voldemort. Perasaan takut dan resah semakin menggeluti Harry, bingung ‘cenat-cenut’ memikirkan apa yang harus dilakukannya.
Suatu malam setelah perenungan panjang, Harry berjalan menelusuri pertengahan sudut kota, secercah harapan ia dapatkan. Ia tak sengaja berdapatan dengan seorang pria misterius, rambutnya botak dan mengenakan jubah hitam. Ia berlari kecil terbirit-birit menuju ke sebuah WC Umum, dari gelagatnya sepertinya ia ingin memenuhi “panggilan alam”. Dan benar sekali dugaan Harry, pria tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Voldemort.
Harry tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, saat Voldemort sedang menjalani proses biologis tersebut dengan hikmatnya, Harry memberanikan diri untuk mencuri Tongkat Elder yang ada disaku luar celana Voldemort yang tergantung diluar pintu. Mungkin karena saking seriusnya Voldemort, ia tak menyadari bahwa tongkat sihirnya telah dicuri. Akhirnya ketiga pusaka “The Deathly Hallows” terkumpul, Ketiga pusaka itu tidak lain adalah batu nisan (batu kebangkitan) yang didapatkan Hermione di makam Godrics Hollow, taplak meja (Jubah Gaib) yang didapatkan Ron di kota Monthstrous Nightmare, dan Tongkat Elder yang tidak sengaja berhasil dicuri Harry dari Voldemort saat BAB di WC umum.
Singkat cerita, pertarungan sengit dunia sihir akan dimulai. Voldemort mencoba mengambil ancang-ancang untuk mengeluarkan mantra sihir, tapi sayang sekali… Dia tidak menyadari bahwa tongkatnya telah dicuri. “Ya Ampun…….,ya ampuun….., aduch booO… dimana Tongkat eyke?!!!! Bagaimana ini?! Bagaimana ini?! TiDaaaaaaAAAAK….. !! ” ucap Voldemort sambil memegang kepala, teriak-teriak, dan berjalan memutar bolak-balik panik.
Hermione dengan segenap kekuatannya mencoba melemparkan ‘batu nisan’ ke arah Voldemort. Namun, karena batu itu terlalu berat baginya, belum sempat mengenai Voldemort ternyata batu tersebut jatuh menimpa kaki Ron yang ada di dekatnya, Ron meraung-raung kesakitan. Bagaimanapun Voldemort tidak mau kalah, meski tongkatnya telah diambil, ternyata dia masih punya tongkat cadangan yaitu antena radio classic yang dia ambil di poskamling samping istananya. “Avada Kedavra…!!” sebuah mantra sihir keluar dari mulut Voldemort. “JeddarRRRR!!!!.......” Tragis, Hermione terpental sejauh 500 km ke Utara terkena mantra sihirnya.
Ron yang kesal atas kekalahan Hermione langsung saja melemparkan ‘taplak meja’ nya ke arah Voldemort dan menutupinya. Mantra sihir keluar dari mulut Ron, “Bim Salabim, Jadi apaa…. Prok, Prok, Prok..”. “Booffh..” Luar biasa, Ron sangat senang, ternyata Jubah dan mantranya berhasil membuat Voldemort berubah menjadi kayu. Namun kesenangan itu hanya bertahan sesaat, kayu tersebut ternyata hanya merupakan pengaruh Genjutsu yang dikeluarkan oleh mata Sharingannya Voldemort. “Avada Kedavra..!!” lagi-lagi mantra sihir itu mengenai Ron juga, “DuarrrRRR..” Malang sekali nasibnya…., Ron terlempar jauh menembus langit dan tergeletak entah dimana… Sekarang, hanya ada pertarungan face to face antara Harry dan Voldemort.
“Expecto Petronum…!!” Mantra sihir dari Harry melesat ke arah Voldemort, tetapi apa yg terjadi? Voldemort hanya tertawa geli terkenanya. Harry yang heran mencobanya lagi, “Wingardium Laviosa..!”. Namun, sama seperti sebelumnya, Voldemort bahkan tertawa terbahak-bahak terkena serangan Harry. “Alakazam…..!!” Voldemort mengeluarkan serangan hebatnya. “JEddaArrrrRR,, Bletakkkk, DuakKK, SyuuuhhHHH….”, nasib sial menimpa Harry juga. Ia terpental jauh terbang ke angkasa, dan melayang entah dimana, kasihan sekali… . Voldemort yang telah berhasil mengalahkan Harry dan teman-temannya tertawa keras merayakan kejayaannya. “Huaaha Ha Ha Ha Ha, Huaaha Ha Ha Ha Ha….”.
to be continued.....(episode selanjutnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar