About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

12/27/2011

Bukti Sayang Yang Sebenarnya...

Bukti Sayang Yang Sebenarnya….


            Sore itu hari yang cerah, awan biru terlihat tenang mengikuti terpaan angin yang membawanya. Rerumputan hijau menari seirama dengan hembusan udara sejuk yang mengenai tubuh ini. Setting kita kali ini berada disebuah mesjid, tepatnya disudut kiri mesjid yang berteras putih itu. Dari sana masih saja terlihat ’abang’ penjual pentol yang sedang asyik melayani pembelinya (benar-benar suatu berkah ya bang..), dan masih tampak beberapa orang silih berganti melaksanakan ibadah mahdhah nya.
            Dihadapanku sekarang duduk tegap seorang pria berumur dua puluh tahunan (masih single/belum kawin, 2012 katanya, hehe), perkenalkan dialah ustadz ku. Sedangkan samping kiri dan kananku ialah rekan2 seperjuangan yang biasa kusebut sahabat sejati, dan saudara sampai mati (wuihhh..). Ustadz ku pun memulai pembicaraannya. Sesekali matanya memandang ke arah kami, sambil tersenyum manis menyiratkan hal lain yang ia sembunyikan (Sesuatu banggett yah....)

Kalau kau benar-benar sayang padaku….
Kalau kau benar-benar cinta
Tak perlu kau katakan semua itu
Cukup tingkah laku

Semua bisa bilang sayang....
Semua bisa bilang cinta
Apalah artinya sayang...
Tanpa kenyataan...

            ”Wuahahaha,, hahaha, hhaha.. ” Aku dan keempat kawanku yang ada disana tertawa ngakak mendengar sejumlah kalimat puitis yang diucapkan ustadzku. Gimana tidak ngakak? Sosok ustadz muda yang selama ini terkenal misterius itu tiba-tiba berubah menjadi melankolis
            ”ada apa gerangan wahai ’ustadz’? apakah ini efek dari terlalu lama menyendiri? haha” candaku. ”Dasar kalian! Saya mengutarakan ini bukan tanpa maksud..”  ustadzku melanjutkan pembicaraannya. Kalian menyayangi kekasih? Kalian menyayangi keluarga? kalian menyayangi sahabat?  jangan biarkan rasa sayang itu hanya menjadi abstrak berupa pautan hati belaka, atau menjadi semu dan hilang begitu saja dari mulut. Jadikan rasa cinta, kasih, sayang itu nyata dengan laku dan perbuatan. Jangan hanya omong doang!! Bila engkau memang cinta, bila engkau memang sayang, maka buktikan!
Sebuah analogi klasik dia kemukakan kembali...

***
Suatu ketika seorang bocah merangkak pelan menuju tungku api. Sang Ibu yang kebetulan melihatnya menyerunya untuk segera menjauh. Namun sang bocah tak menghiraukan. Dia terus saja merangkak. Sang ibu berteriak dan membentak keras. Namun si bocah tetap merangkak menuju tungku api. Maka tak ada cara lain, si ibu lalu merenggutnya dengan kasar. Si bocah meronta menangis tidak terima dengan perlakuan sang ibu. Namun si Ibu tetap bersikeras, bahkan kalau perlu menampar anaknya tadi supaya menuruti keinginan dia.
***
            Jzzzebbb.. Belum kisah tersebut selesai, tiba-tiba memori lama terbuka kembali dan membawa diriku dalam lamunan. Seperti de ja vu, tapi kali ini lebih nyata dan lebih cepat. Teringat dulu ketika aku disampaikan tentang makna kisah ini, begitu gencarnya aku mengamalkan isinya. Ketika ada teman yang sedang pacaran dihadapanku, maka dengan sigapnya aku bersikeras untuk membuat mereka ’tidak betah’. Ketika ada akhwat yang ’terbuka’ auratnya, maka hasutan-hasutan dan sindiranku yang ’berbahaya’ kulontarkan. Ketika khalwat (bergabung lk & pr) tidak dipermasalahkan dalam pembelajaran, maka alasan-alasan konkrit pun kuutarakan. Semuanya kulakukan karena keinginan kuat, agar kami semua nantinya bisa bersama menempati surga Allah, dan agar aku tidak dituntut di akhirat kelak karena tidak menyampaikan kebenaran kepada saudaranya.
            Tapi kusadari.. perjuangan ini memang tidak mudah. Balasan-balasan yang menimpaku kadang tak seindah yang dibayangkan. ”AHH.. Persetan! apa urusan lo? Sok alim”, ”Terserah kami dong, mau pacaran atau nggak, ini kan hak kami!!”, ”Alahhhh.. Ganggu aja, mau duduk nyampur sama perempuan kek, emang ada larangannya dari kampus”, ”Kamu itu terlalu keras!! terlalu Hard Skill!!”, ”Dasar Radikal!!” Begitulah beberapa kalimat menyakitkan yang aku dan kawan seperjuangan lainnya dapati. Jzzzebbb.. suara ustadz yang lantang membuat kutersadar dari lamunan singkat itu.
Ustadz ku melanjutkan isi pembicaraannya...
            Persis seperti kisah di atas. Bahwa seringkali wujud kasih sayang itu tidak selalu berupa tingkah laku manis, rayuan gombal atau suasana penuh keromantisan. Seringkali malah berasa pedih dan pahit. Namun pahitnya berujung manis dan pedihnya lambat laun berakhir bahagia. Bocah yang sedang  menuju tungku api... maka apa tindakan yang tepat? Patutkah orang yang mengaku ’sayang’ pada bocah itu membiarkannya terus merangkak atau malah menyoraki supaya lebih cepat merangkaknya?  Bodoh sekali tindakan seperti itu!!
            Lalu apa tindakan yang tepat? Teriaki dan segera cegah sebelum si bocah keburu terbakar. Apa komentar kalian pada tindakan barusan? Wajar! Siapa pun yang masih punya hati pasti tidak tega melihat sang bocah terbakar sia-sia. Apalagi si Ibu bocah. Tentunya dengan segenap usaha dicegahnya, dia akan berlari kencang untuk menyelamatkan kesayangannya itu. Namun ternyata Si bocah berteriak meronta mencaci ibunya. “Kenapa ibu menghalangi keinginanku? Ibu kejam!” Ronta si bocah.
            Senyum mengembang dari wajah sang ibu tak peduli dengan makian si bocah. ”Nggak apa-apa, dia memaki seperti ini karena dia tidak tahu.....”  batin sang ibu.
            Persis hal yang sama terjadi dalam dakwah. Para da’i layaknya seseorang yang berteriak mencegah bocah yang sedang menuju tungku api. Dia, karena ’Sayangnya’ tidak akan pernah tega membiarkan saudara-saudaranya terbakar sia-sia dalam ’tungku api’. Dan dengan rasa sayang tadi maka segenap upaya dilakukan untuk menyelamatkan saudaranya tadi. Walau pada akhirnya bahkan cacian, makian, atau siksaan yang dia peroleh.. namun di bibir para ”SUPER MAN (da’i)” terukir senyum yang terkembang.. ”Nggak apa-apa... mereka seperti ini karena mereka belum tahu..”
Yap, tersenyum bangga. Karena sesungguhnya mereka melakukan itu karena rasa cinta....
Dakwah adalah tanda cinta. Dakwah adalah ungkapan kasih sayang yang hakiki.
Sehingga para pendekar dakwah sesungguhnya adalah para pujangga sejati.
”Kami sayang kepada saudara kami, keluarga kami, sahabat kami” ungkap mereka. ”Maka tak akan kami biarkan saudara kami  ’merangkak menuju tungku api’” tekadnya
***
“Siapa saja diantara kamu melihat kemunkaran, hendaklah mengubah dengan tangannya. Jika tidak sanggup, maka ubahlah dengan lidahnya. Kalau juga tidak sanggup maka dengan hatinya. Ini adalah selemah-lemah iman(HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dari Abi Said al-Khudry)
***
tutup ustadku

Karena sayang..
Aku tak ingin saudaraku terjatuh dalam kubangan adzab api neraka yang panasnya tak terbayangkan,
Justru karena aku sayang padamu..,
Maka yang kuinginkan adalah kita beromansa bersama nantinya dalam keindahan taman-taman surga.
Begitu lagu yang didendangkan dari lidah para dai si PENYAYANG....

Senin, 22.35
-Diiringi instrument dari soundtrack “X-MEN First Class”
-Saat sepupuku tertidur pulas dibelakangku
-Habis hujan-hujanan pulang dari rumah nenek

12/21/2011

Kaidah 'Daripada' membuatku MUAKK..

Kaidah 'Daripada' membuatku MUAKK..

     Oke, kusadari.. mungkin memang terlihat kasar dari judulnya.. tapi aku memang benar-benar ‘geregetan’ ketika banyak sekali permasalahan umat sekarang yang sumbernya berasal dari kaidah ini. Bahkan permasalahan yang menimpa kawan-kawan seperjuangan dalam medan dakwahku pun (*khususnya X-MEN) sedikit banyaknya karena alasan ini juga.
     Nah.. aku disini ingin share saja kepada kawan-kawan semua tentang kasus yang menimpaku dan teman-temanku, mohon masukannya jika terdapat kesalahan dalam tulisannya (yah.. sebenarnya ini bisa juga disebut sebagai kritikan dan opiniku), dan anggaplah aku disini sebagai hamba Allah yang sedang ‘Galau’ gara-gara memperhatikan permasalahan umat yang sangat kompleks dan membutuhkan solusi tepat juga segera, bukan seseorang yang sedang mengagung-agungkan haraqahnya. Mari kita bahas semuanya disini secara gamblang. Dan inilah beberapa kasus yang akan kulemparkan pada kalian:

·      “kenapa temanmu dibiarkan saja auratnya terbuka? tidak dinasehatin ya?” jawab: “yah… ‘daripada’ dia nanti tidak bisa didakwahin lagi, lebih baik secara perlahan..”
·      “Bilangin tuh binaanmu, koq dia masih pacaran, kemarin ketangkap basah sedang dibonceng orang” jawab: “gimana ya.. ‘daripada’ dia nanti nganggap Islam itu terlalu keras nanti malah dia lari dari dakwah”
·      “Kemarin koq malah ikut-ikutan malam diesna? Padahal kan malam itu malam tahun baru Islam, seharusnya malam itu dijadikan tolak ukur seberapa besar peningkatan ibadah kita ditahun-tahun sebelumnya, ibadah kita harus ditingkatkan, muhasabah diri juga harusnya dimaksimalkan.” jawab: “aku ikut malam diesna agar bisa mengontrol adik-adik binaanku, yah.. ‘daripada’ mereka lepas kendali nanti, lebih baik aku ikut membaur”, “Gimana acaranya? Rame?” jawab: “Rame banget..”. jyahhhh….gedubrak!
·      “Gimana menurutmu tentang strategi dakwah kita kedepan? Apakah kita sebaiknya memasukkan diri ikut membaur ke dalam sistem?” jawab: “Hmm.. Sebenarnya bagus juga usulan seperti itu, tapi resikonya ketika kita berada dalam sistem kita juga mempunyai amanah dalam sistem tersebut, dan jika amanah tersebut bertentangan dengan syari’at gimana?” “Ya… itu resiko, otomatis kita pasti akan terwarnai” jawab: Jyaaahh! Ga banget deh..
·      “Aqidah dan akhlak itu harus diutamakan, karena jika kita melihat kondisi umat sekarang aqidah dan akhlaknya benar-benar bobrok” jawab: “Lalu bagaimana dengan syari’ah dan khilafah? Apakah akan kita hiraukan begitu saja”, “Ya.. pokoknya kita fokus aja dulu dengan pembentukan aqidah dan akhlak umat, kan khilafah itu sudah pasti akan berdiri juga toh.. firman Allah kan sudah pasti akan terwujud, ya.. alangkah lebih baiknya kita mempersiapkan moral individunya saja.. ‘daripada’ kita gencar-gencarnya memperjuangkan khilafah dan malah banyak yang lari, lebih baik kita secara halus tapi tersirat”
·      “Demokrasi itu indah.. Benar-benar muantepp..” jawab: “Serius lo?? Jelas-jelas itu melanggar syari’at jika yang kita rundingkan itu sesuatu yang haram” “Tapi jika suara kaum muslimin banyak kita bisa sedikit demi sedikit mempenetrasikan ide”,  jawab : “Seandainya sedikit? hayoo..”, “Ya.. ini sudah realita bung,, kita tidak bisa menampikkan bahwa sistem di negara kita seperti ini..”
·      “Kita tidak bisa menyanggah bahwa lokalisasi merupakan salah satu investasi pemerintah. Yah.. saran bapak sih kepada kalian sebagai seorang tenaga kesehatan agar tetap mengusahakan lokalisasi tetap terbuka dan memperjuangkan usulan kondom gratis saja, ‘daripada’ surveilens kita nanti menjadi susah akibat lokalisasi ditutup, lebih baik kita mencegah penularan penyakit dengan pemberian kondom” kata salah seorang pakar usai kuliah pakar kami tentang HIV AIDS.
·       “Teman-temanmu banyak yang labil tuh, khususnya dalam masalah interaksi ikhwan dan akhwat..” jawab: “Oh gitu.. nanti deh kudiskusikan dengan Bosku..”

daaan.. masih banyak lagi kasus-kasus yang membuatku geregetan belakangan ini, sehingga mutala’ah beberapa buku, file-file, film yang berkaitan dengan penerapan Islam pun gencar kupelajari.

     Kalau ditanyakan kepadaku nih.., kaidah apa yang paling populer dalam era kaum Muslimin sekarang???  jawabannya adalah kaidah ‘daripada’. “Dari pada sistem yang kita pakai otoriter, lebih baik demokrasi”, “Daripada yang kita pilih capres A yang sekuler, lebih baik capres B yang sekulernya lebih sedikit”,  “Daripada mereka tidak bisa dinasehatin dari luar, lebih baik kita ikut membaur”,  “Daripada berada diluar sistem itu dan tidak bisa berbuat apa-apa, kan lebih baik kita ikut kedalam sistem”, daaan… seterusnya. Kaidah ‘daripada’ ini sebenarnya merupakan cerminan dari sikap pragmatis dari kaum Muslimin saat ini.

     Iya.. pragmatis.. atau yang biasa kita sebut sebagai “tunduk pada realita/kenyataan”
Mengapa kusebut pragmatis? Coba liat.. Seakan-akan mereka berpendapat bahwa realita kehidupan tidak bisa dirubah. Doktrin-doktrin seperti, “kenyataan itu tidak bisa dirubah”, atau “negara ini sudah mencapai finalnya” terus-terusan ditanamkan di benak kaum Muslimin hingga kita putus asa. Pernyataan bahwa, “Sistem Khilafah memang ideal, tetapi itu kan utopis,” yang sering kita dengar merupakan cerminan sikap putus asa ini.

Bahkan sampai ada yang berpendapat “biarlah Kekhilafahan itu terbentuk dengan sendirinya, toh janji Allah sudah lama terpatrikan.. hadapi realita”. Jika seperti itu, mungkin dulu Rasulullah masih berselimut dalam rumahnya, dan membiarkan Jibril berkata-kata hingga bantuan dari Allah datang. Buat apa Rasulullah ‘berjuang keras’ hingga Islam itu sampai ditangan kita saat ini? Buat apa Muhammad Al Fatih dengan gencarnya melatih dirinya sejak kecil untuk menjadi penakluk Konstantinopel padahal Rasulullah sudah menjanjikan bahwa kota tersebut toh memang nantinya akan ditaklukkan kaum muslimin juga?

Tentu tidak benar!! jika dikatakan bahwa sistem kehidupan sekarang ini tidak bisa dirubah! Bukannya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sebelumnya tidak ada, kemudian pada 17 Agustus 1945, NKRI diproklamasikan? Bukannya sebelum sistem sekuler diadopsi oleh negara-negara Barat, mereka menerapkan sistem kerajaan dan teokrasi? Bukannya dulu sebelum kaum Muslimin bersatu di bawah naungan Daulah Khilafah, yang kemudian terpecah-belah menjadi negara-negara kecil dulunya juga mempunyai asas sekuler? Makanya, sebenarnya menurutku sistem sekarang juga tentu bisa dirubah. Semuanya bergantung pada kemauan masyarakatnya. Kemauan masyarakat itu bergantung pada kesadaran mereka. Artinya, perubahan sistem seperti apapun bisa saja terjadi.., bergantung pada kemauan dan kesadaran masyarakat.

Memang, banyak kaum Muslimin sekarang yang merujuk pada kaidah syariat yang cukup populer, yaitu memilih kemudharatan atau keburukan yang paling ringan. Namun kenyataannya, kaidah ini digunakan secara sembrono. Padahal nih, kaidah ini hanya bisa digunakan dalam kondisi yang tidak ada pilihan lain kecuali ketika kita dihadapkan dengan dua perkara buruk. Benar bukan? Coba liat lagi pembahasan tentang qiyadah fikriyah..

Lalu pertanyaannya, apakah kita sekarang sedang dihadapkan pada dua pilihan buruk? Tidak bukan. Ayolah fren…. bawalah diri ini dalam perenungan.. Kita tidak sedang ada dalam posisi harus memilih antara sistem demokrasi atau otoriter, tidak juga dalam posisi memilih capres A yang sekuler dengan capres B yang kadar sekulernya lebih sedikit. Kita juga bukan sedang ada dalam pilihan memakai “Islam total tapi dakwah menjadi sulit” atau “Islam setengah-setengah tapi dakwah berjaya”… Tidak sama sekali, Kita masih punya pilihan ketiga. Kita tidak memilih demokrasi, tetapi juga bukan otoriter. Pilihan kita adalah Sistem Daulah Khilafah. Kita juga tidak dalam posisi harus memilih dua calon capres yang sama-sama buruk. Kita masih punya pilihan lain, yaitu mengangkat Khalifah yang akan menerapkan syariat Islam secara total. Daaan.. pilihan-pilihan ketiga lainnya.. yang memang membawa manfaat lebih baik.

Argumentasi kaidah daripada’ ini jelas-jelas berbahaya kalau kita jadikan sebagai patokan dalam tindakan kita sehari-hari. Wuihhh.. Bayangkan aja kalau seorang pelacur menggunakan kaidah ‘daripada’ ini untuk membenarkan tindakannya, “Daripada anak saya harus putus sekolah, lebih baik saya melacur”. “Daripada saya tidak tenang, lebih baik saya menggunakan narkoba”. Daaaan seterusnya, jelas sekali !! kaidah ‘daripada‘ ini merupakan ‘bom waktu’ yang berbahaya bagi kaum muslimin.

Dan sudah jelas, kaidah daripada’ ini juga lah yang telah menjerumuskan teman-temanku dan banyak kaum muslimin sekarang pada sikap ‘plin-plan’, tidak istiqamah. Seperti yang sudah kusebutkan diatas. Sikap plin-plan ini jelas bisa membuat umat kehilangan kepercayaan pada penegakkan Islam dimuka bumi, termasuk pada gagasan syariat Islam. Islam mengatur kehidupan kita secara total, islam bukan hanya mengatur masalah aqidah dan akhlak. Islam juga mengatur bagaimana cara jual beli, bagaimana pelaksanaan hukum yang sesuai, sistem ekonomi dan moneter yang mensejahterakan umat, pokoknya Islam itu mengatur secara toooottttalll… tal.. tal.. Kalau dalam diri kaum muslimin masih saja terdapat ke ‘plin-plan’ an untuk menegakkan Islam secara kaffah, maka penegakan syariat Islam yang merupakan cita-cita kita bersama akan semakin sulit. Naudzu billah!!

*untuk kasus terakhir sudah ane bahas di catatan ane sebelumnya “Balasan Surat Cinta dan   Benci”
liat juga ye… http://aocfkunlam.blogspot.com

12/20/2011

Balasan Surat Cinta dan Benci...

“…perempuan yang keji adalah untuk lelaki yang keji, dan lelaki yang keji untuk perempuan yang keji dan (sebaliknya) perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.. Mereka (yang baik) itu bersih dari (tuduhan buruk) yang dikatakan oleh orang-orang (yang jahat); mereka (yang baik) itu akan memperoleh ampunan (dari Allah) dan karunia yang mulia..”

            Oke, sedikit intermezzo saja, seorang temanku dulu sangat menyukai ayat tersebut, Qur’an surah An-Nur ayat 26. Katanya sih ayat ini sangat menginspirasi dirinya, dan dapat membuat dirinya tenang kala dirinya sedang dalam masalah, ayo tebak masalah apa? masalah apa lagi jika bukan tentang ‘CINTA’. Hmm.. kupikir memang betul, ayat ini sangat inspiratif, siapa yang tidak senang coba dengan janji Allah ini. Bahwa seorang laki-laki yang baik kelak nantinya akan mendapatkan wanita yang baik pula, dan seharusnya siapapun yang percaya dengan janji Allah ini akan berlomba-lomba dalam kebaikan di jalan-Nya.

            Kita flashback sebentar, satu hari sebelum hari ini. Sore hari dimana beramai-ramai orang sedang asyik-asyiknya melaksanakan kegiatan kampusnya. Tepatnya di area parkir Fakultas Kedokteran UNLAM…

“Panggilan kepada kak nizar agar maju mendampingi adiknya”
“Lho? aku? tersentak aku bingung, waktu itu aku sedang enak-enaknya menyantap snack yang dibagikan panitia. Eh tiba-tiba??
“Wah.. Sepertinya memang sudah direncanakan dari awal oleh panitia rupanya, pantas firasatku buruk..” pikirku dalam hati.

            Ya.. kemarin aku dan kawan-kawan sedang melaksanakan LDKM. Tepatnya kami sedang berada dalam sesi “Pembacaan Surat Cinta Dan Benci Untuk Kaka Panitia”. Entah kenapa waktu itu aku merasakan ‘aura-aura’ buruk dari sang pembawa acara. Nah iya kan… Eureka!

            “Ihiiyyy…” suara sorak sorai mengiringi langkah kakiku yang ragu untuk maju kedepan. Bagaimana tidak ragu? Aku harus dihadapkan dengan seorang akhwat dengan surat yang akan dibacanya. Raguku bukan karena aku takut berhadapan dengan wanita, bukan pula karena aku tidak suka melihat sosok wanita, atau ada yang menyangka aku tidak punya perasaan dengan wanita? (wuiiih.. siapa bilang). Raguku semata-mata karena aku takut dengan Allah, kutakut akan menjadi contoh yang buruk bagi adik-adik asuhku, binaan dariku, yang sudah kuanggap sebagai adik kandungku sendiri. Wajar aku takut, mereka angkatan baru, dan kupikir mereka masih labil. Seandainya aku mencontohkan yang tidak-tidak, mereka bakal mikir macam-macam nantinya.

            Dan benar.. ketika surat itu dibacakan tingkat kausalitas yang tiada henti mencapai puncaknya. Perasaan bergejolak, emosiku sudah mendominasi, apalagi diiringi suara-suara pengganggu dari panitia “..ihiyy..”, “akayahhh..”, “Weiiitsahh…” semakin saja membuatku gusar. “Awas kalian! Bakal kuteror malam ini” gumamku dalam hati. Apalagi saat itu teman seperjuangan dakwah ku pun ikut-ikutan tidak bisa mengontrol interaksinya, semakin menyesakkan dada ini. Grrrr…..

            Aku tundukkan kepala, sambil menghembuskan nafas, dan mencoba berfikir tenang “Awas zar.. jangan sampai hilang kendali, tetap istiqamah. Sekarang ini adik-adikmu sedang menontonmu, kontrol dirimu..” hati nuraniku pun ikut bicara.

Merenung kedalam diri…

            Salah siapakah ini? Apakah aku harus menyalahkan adik-adik tingkat yang menulis surat itu? Atau yang kusalahkan mereka, para panitia? Ataukah salah orang tuaku juga yang melahirkan diriku terlalu ganteng? (*jyahh… gedubrak, tiba-tiba para akhwat diujung sana berjatuhan). Bukan… kupikir bukan salah mereka. Bukan karena adik-tingkat penulis surat-surat tsb, mempunyai perasaan ‘itu’ (baca: CINTA) lumrah, wajar dimiliki, itu juga merupakan salah satu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Bukan pula karena panitia, yah.. meskipun tersirat ‘licik’ kumaklumi saja, mereka pun sudah sedikit banyaknya mengikuti saranku dalam pelaksanaan LDKM, khususnya pemisahan antara laki-laki dan perempuan, tetapi terkadang memang iman seseorang itu naik turun. Dan bukan kesalahan orang tuaku juga yang melahirkan diriku terlalu ganteng… (*hueekk.. tiba-tiba lagi seorang akhwat muntah karena ke-pede-anku), hehe, Bukan, bukan sama sekali.. Kupikir ini adalah permasalahan bagaimana perasaan CINTA ‘itu’ diarahkan.

            Oke, lupakan semua cerita tentang diriku. Dari awal aku sudah menyinggung tentang ayat Al-Qur’an bahwa “..laki-laki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik pula..” dst. Lalu apa hubungannya dengan kasus yang menimpaku? Kalau sejenak kita berfikir ayat ini sangat indah sekali, janji manis Allah yang benar-benar diperuntukkan kepada hamba-Nya yang taat, bagaikan pelontar dikala semangat untuk menegakkan agama-Nya hampir futur, peneduh diantara banyaknya masalah ‘itu’ yang sering datang tiba-tiba. Bahkan aku sangat setuju dengan kawanku yang benar-benar mengidolakan ayat ini. Ayat ini lah yang berhasil membuatku bisa menahan semua emosiku, ayat ini juga yang sering mengingatkanku untuk tetap istiqamah dalam menjaga interaksiku dengan akhwat, dan ayat ini juga yang sering menekan nafsu jahat ku dikala hampir meledak.

            Jadilah.. bukan carilah..
Inilah sedikit makna dari ayat tersebut. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan. Dan tentu saja, Allah sudah menentukan siapa yang terbaik bagi tiap manusia. Jadi, walaupun kita mempunyai badan kurus kerempeng, pendek, kulit hitam legam, wajah jelek , rambut botak, mata sipit, hidung pesek, bibir dower, gigi selangkah di depan, hidup lagi?? (*sejenak seseorang disudut sana terpaku sedih) jangan khawatir tidak akan mendapatkan jodoh, karena Allah sudah menyiapkan jodoh untuk kita (wah.. dia langsung bersinar, hehe)

            Jadilah.. bukan carilah..
“Keseimbangan”, ya.. keseimbangan.., kalau dipikir-pikir mengapa ayah dan ibu kita sangat cocok sekali? Mengapa dari sekian banyak orang yang sudah berpasangan dan menikah sangat langgeng? inilah jawabannya. Laki – laki baik akan mendapatkan wanita yang baik, wanita yang baik akan mendapatkan laki – laki yang baik. Dan sebaliknya, laki – laki yang buruk akan mendapatkan wanita yang buruk, dan wanita yang buruk akan mendapatkan laki – laki yang buruk pula. Artinya, kalau kita ingin mendapatkan pasangan yang baik, berarti kita harus jadi orang yang baik dulu, dan kalau ingin mendapatkan pasangan yang buruk, maka kita harus jadi orang yang ………. hayoooo

            Jadilah.. bukan carilah…
Maka karena alasan inilah aku dan kawan lamaku dulu bersikukuh untuk benar-benar menjaga interaksi kami dengan akhwat. Karena alasan yang simpel inilah kami terus mencoba menekan nafsu jiwa kami yang sering tiba-tiba membuncah. Karena alasan ini juga yang membuat kami tidak ingin pacaran. Alasannya memang sederhana, jika kami pacaran maka wanita yang nantinya akan mendampingi kami bekas pacar orang, jika kami tidak bisa menjaga interaksi kami, maka otomatis wanita yang akan mendampingi kami mudah digoda orang, jika kami tidak bisa mengontrol nafsu kami, maka dengan konkrit pula wanita yang akan mendampingi kami juga…… ya gitu deh.. de es te.

            CUEK?? Ya.. Mungkin dari sekian surat benci yang kuterima dan kubaca tersirat kata-kata “Cuek” untukku (maaf ya.. untuk adik-adik yang sudah lancang kubaca suratnya, hha). Hmm.. Ijinkan aku membalasnya, mungkin alasan yang tepat untuk menjawab mengapa aku sangat cuek sekali khususnya pada akhwat,  karena aku takut “Kekasih Gelapku” cemburu.

            Kekasih gelap…
Yah bilang aja begitu, soalnya sosoknya hingga kini memang misterius. Jangankan wajahnya, bahkan bayangannya pun tak terjangkau. Jyaaah ! sebegitu gelapnya dan terlampau misterinya!

            Kekasih gelap…
Makanya kubilang ke orang-orang tatkala ditanya tentang kekasih, siapa bilang aku tidak punya kekasih! sudah punya lagi,,, kekasih gelap malah. Iya.., bahkan aku dan dirinya sudah lama dijodohkan. Bukan sembarang perjodohan. Yang menjodohkan adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Kuasa segala-galanya.

            Kekasih gelap….
Aku cuma tersenyum sinis sembari leng geleng geleng kepala tatkala melihat yang lain tertipu dengan fatamorgana. Fatamorgana yang mereka katakan cinta…. Mereka berdandan berlebihan … demi satu hal…. mendapatkan kekasih semunya. Sementara disini aku terlampau tenang, hatiku telah nyaman…. aku tidak  perlu ikut-ikutan dalam dandanan berlebihan, kaya iklannya AXIS, ckck aku juga tidak perlu terjerembab mengarang rayuan-rayuan gombal… “Bapak kamu tukang listrik ya?” “Koq tau..” “ Karena kamu telah menggosongkan hatiku..” huekk, tidak perlu! Karena aku telah memiliki kamu.. duhai kekasih gelapku….

            Kekasih gelap…..
Sebuah anugerah indah yang telah dipersiapkan semenjak diri ini tercipta. Sebagaimana kelahiran, kematian, dan rizki telah terpatrikan, maka kekasih pendamping pun telah tergariskan. Tinggal bagaimana azzam kita dalam menggapai garisan itu. Sang kekasih gelap, pelengkap rusuk.. lebih dari itu.. dirinya pelengkap diri… sayap-sayap yang membawa raga melayang arungi samudera. Akayahh...hahahha

            Kekasih gelap….
Firman Allah telah gamblang terurai, Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik…. serta sebaliknya. Jadi, kekasih gelap…. berjanjilah pada ku, kamu mesti mempersiapkan diri.. jadilah kekasih gelap yang cemerlang dengan keshalihannya.. sementara doakan diriku ini juga bisa meniti mengimbangi dirimu.

(Teruntuk kekasih gelapku yang belum jelas keberadaannya dimana(menyedihkan !!) tapi yang pasti saat ini dia sedang kege-eran dengan tulisan ini, hhahh (semua jodoh ditangan Allah takkan pernah ada yang tau kecuali Allah yang maha mengatur segalanya).

12/04/2011

Ketika Ketiga Kekuatan Disatukan..

The Deathly Hallows
            

Kematian Albus Percival Wulfric Brian Doumbledore, Kepala Sekolah Sihir Hogwarts membuat kesedihan mendalam bagi Harry. Berminggu-minggu dilaluinya dengan perasaan sedih, kesal, dendam, semuanya bercampur aduk dalam hatinya. Ditambah lagi pengkhianatan Severus Snape, salah seorang guru terpercayanya, memberikan sakit yang membekas dalam batin psikologis Harry.
            Sekarang perasaan Harry semakin diragukan, kematian Mad Eye pada penyelamatan Harry untuk dipindahkan ke Burrow (salah satu tempat milik Orde), kerusuhan pada pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, kemungkinan ditangkapnya keluarga Weasley dan gurunya Remus Lupin oleh Death Eaters, dan yang paling menyakitkan adalah kematian Dobby, peri goblin kecil baik hati yang setia menolong Harry, semuanya membuat harry ragu untuk tetap berjuang melawan Lord Voldemort karena takut akan melibatkan orang-orang terdekatnya.


            Dengan perasaan yang terguncang berat, Harry bersama kedua sahabatnya Ronald Bilius Weasley dan Hermione Jean Granger mencoba melanjutkan perjuangan untuk mencari keempat Horcrux (bagian jiwa Voldemort yang terbagi) yang tersisa. Dengan petunjuk ketiga Horcrux yang telah didapatnya (Buku Harian Tom Riddle, Cincin, dan Liontin), serta benda peninggalan Doumbledore (pedang Gryffindor, Deluminator, Buku The Tales of Beedle The Bard, dan Snitch) mereka memasuki dunia cerita The Deathly Hallows, kisah tiga bersaudara yang dikejar kematian dan ketiga ‘pusaka’ yang mereka miliki. Harry dan kedua temannya harus mencari Tongkat sihir terkuat, yaitu Tongkat Elder (tongkat yang terbuat dari pohon Elm), Batu Kebangkitan, dan Jubah Gaib. Jika ketiga kekuatan itu disatukan, bersama-sama mereka akan mendapatkan “Super Power” untuk mengalahkan Lord Voldemort.


  

  Pencarian pun dilakukan, dengan petunjuk yang ada Harry dkk memulai petualangannya. Mereka memulai dengan mencari letak keberadaan batu kebangkitan. Melalui teka-teki yang berhasil dipecahkan Hermione dari Buku The Tales of Beedle The Bard yang didapatnya, ia berhasil menemukan letak dan bentuk sesungguhnya dari batu kebangkitan tersebut yang tidak lain adalah “batu nisan” dari makam Godrics Hollow yang ditemukannya.


            Gengsi karena keberhasilan Hermione, Ron pun tidak mau ketinggalan, hadiah pemberian Doumbledore tidak disia-siakannya, ternyata ada cara penggunaan Deluminator yang tak diketahuinya. Saat malam hari sebelum ujian blog sekolah Hogwarts, di kompleknya terkena giliran pemadaman lampu, padahal malam itu sangat penting bagi Ron yang belum selesai mempelajari semua bahan. Untungnya Ron punya Deluminator yang berfungsi seperti charge lamp untuk digunakan sebagai penerangan. Namun, tanpa disengaja Ron menekan tombol aneh, Deluminator bukan mengeluarkan sinar tapi peta hologram yang memberitahukan posisi “Jubah Gaib” yang dicarinya.
            Tanpa pikir panjang Ron sendirian melesat ke kota Monthstrous Nightmare, sebuah kota hasil dari pencariannya dengan Google Searching dan akhirnya ia berhasil menemukan Jubah Gaib yang wujud sebenarnya tidak lain adalah “Taplak Meja” peninggalan pra sejarah yang ada di museum sana.
            Kini tinggal Harry yang belum mendapatkan apa-apa, usaha pencarian yang ia lakukan tidak menuai hasil yang menggembirakan. Apalagi setelah ia mendapat informasi bahwa tongkat sihir terkuat “Tongkat Elder” ternyata telah direbut oleh  Voldemort. Perasaan takut dan resah semakin menggeluti Harry, bingung ‘cenat-cenut’ memikirkan apa yang harus dilakukannya.
            Suatu malam setelah perenungan panjang, Harry berjalan menelusuri pertengahan sudut kota, secercah harapan ia dapatkan. Ia tak sengaja berdapatan dengan seorang pria misterius, rambutnya botak dan mengenakan jubah hitam. Ia berlari kecil terbirit-birit menuju ke sebuah WC Umum, dari gelagatnya sepertinya ia ingin memenuhi “panggilan alam”. Dan benar sekali dugaan Harry, pria tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Voldemort.
            Harry tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, saat Voldemort sedang menjalani proses biologis tersebut dengan hikmatnya, Harry memberanikan diri untuk mencuri Tongkat Elder yang ada disaku luar celana Voldemort yang tergantung diluar pintu. Mungkin karena saking seriusnya Voldemort, ia tak menyadari bahwa tongkat sihirnya telah dicuri. Akhirnya ketiga pusaka “The Deathly Hallows” terkumpul, Ketiga pusaka itu tidak lain adalah batu nisan (batu kebangkitan) yang didapatkan Hermione di makam Godrics Hollow, taplak meja (Jubah Gaib) yang didapatkan Ron di kota Monthstrous Nightmare, dan Tongkat Elder yang tidak sengaja berhasil dicuri Harry dari Voldemort saat BAB di WC umum.   

  
             Singkat cerita, pertarungan sengit dunia sihir akan dimulai. Voldemort mencoba mengambil ancang-ancang untuk mengeluarkan mantra sihir, tapi sayang sekali… Dia tidak menyadari bahwa tongkatnya telah dicuri. “Ya Ampun…….,ya ampuun….., aduch booO… dimana Tongkat eyke?!!!! Bagaimana ini?! Bagaimana ini?! TiDaaaaaaAAAAK….. !! ” ucap Voldemort sambil memegang kepala, teriak-teriak, dan berjalan memutar bolak-balik panik.
             Hermione dengan segenap kekuatannya mencoba melemparkan ‘batu nisan’ ke arah Voldemort. Namun, karena batu itu terlalu berat baginya, belum sempat mengenai Voldemort ternyata batu tersebut jatuh menimpa kaki Ron yang ada di dekatnya, Ron meraung-raung kesakitan. Bagaimanapun Voldemort tidak mau kalah, meski tongkatnya telah diambil, ternyata dia masih punya tongkat cadangan yaitu antena radio classic yang dia ambil di poskamling samping istananya. “Avada Kedavra…!!” sebuah mantra sihir keluar dari mulut Voldemort. “JeddarRRRR!!!!.......” Tragis, Hermione terpental sejauh 500 km ke Utara terkena mantra sihirnya.
            Ron yang kesal atas kekalahan Hermione langsung saja melemparkan ‘taplak meja’ nya ke arah Voldemort dan menutupinya. Mantra sihir keluar dari mulut Ron, “Bim Salabim, Jadi apaa…. Prok, Prok, Prok..”. “Booffh..” Luar biasa, Ron sangat senang, ternyata Jubah dan mantranya berhasil membuat Voldemort berubah menjadi kayu. Namun kesenangan itu hanya bertahan sesaat, kayu tersebut ternyata hanya merupakan pengaruh Genjutsu yang dikeluarkan oleh mata Sharingannya Voldemort. “Avada Kedavra..!!” lagi-lagi mantra sihir itu mengenai Ron juga, “DuarrrRRR..” Malang sekali nasibnya…., Ron terlempar jauh menembus langit dan tergeletak entah dimana… Sekarang, hanya ada pertarungan face to face antara Harry dan Voldemort.
            “Expecto Petronum…!!” Mantra sihir dari Harry melesat ke arah Voldemort, tetapi apa yg terjadi? Voldemort hanya tertawa geli terkenanya. Harry yang heran mencobanya lagi, “Wingardium Laviosa..!”. Namun, sama seperti sebelumnya, Voldemort bahkan tertawa terbahak-bahak terkena serangan Harry. “Alakazam…..!!” Voldemort mengeluarkan serangan hebatnya. “JEddaArrrrRR,, Bletakkkk, DuakKK, SyuuuhhHHH….”, nasib sial menimpa Harry juga. Ia terpental jauh terbang ke angkasa, dan melayang entah dimana, kasihan sekali… . Voldemort yang telah berhasil mengalahkan Harry dan teman-temannya tertawa keras merayakan kejayaannya. “Huaaha Ha Ha Ha Ha, Huaaha Ha Ha Ha Ha….”.



to be continued.....(episode selanjutnya)

Harry Potters and The Deathly Hallows part2 (New Version)



Karena aku mencintai-Mu...
Dan hatiku.. Hanya Untuk-Mu..
Tak Akan Menyerah dan Takkan berhenti...
Mencintai-Mu....
Bismillah..
            Alhamdulillah... Segala Puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam untuk uswatun Hasanah saya baginda Rasulllah SAW. Akhirnya, buku yang sudah beberapa bulan dikonsepkan ini sudah berhasil dirampungkan. Walau harus mengarungi samudera kehidupan, berjuang melawan kegagalan, melewati berbagai macam cobaan dan rintangan, melalui berbagai macam ujian, menerpa desir hujan dan gemuruh badai dan walau harus menoreh luka dan terseok-seok di tengah keterpurukan ini (*Lebay mode on), rangkaian tulisan ini telah berhasil saya wujudkan.
            Saat saya termenung dan berkaca di langit. Dan purnama ibarat cahaya lampu yang menemani tanpa pernah di nyalakan.., terdapat cahaya yang datang tanpa mengharap untuk kembali. Teringatlah wajah ayah dan ibu yang selalu tersenyum dan  mendo’akan saya dimanapun saya berada. Kasih sayang dan perilaku lembut mereka selalu menyertai disetiap langgkah yang saya jalani. Merekalah malaikat yang selalu ada, menjaga dan mengasihi saya yang lemah dan tak berdaya ini. Kehangatan cinta dan perlindungan mereka telah membimbing saya belajar melewati kehidupan. Maka sudah sepantasnya lah setiap huruf, setiap kata dan kalimat yang terukir di buku ini, saya persembahkan untuk mereka berdua.
            Berawal dari sebuah janji yang saya buat dengan seorang trainer di acara bedah buku Nasional, saya terjebak saat ia mengajukan perjanjian “Siapa yang bersedia menjadi seorang penulis dan membuat buku dalam tahun ini?” Dengan polosnya saya mengacungkan tangan dan mengatakan “Sayaaaa..!”, Ahh.. Langsung saja saya tersadar bahwa saya telah terjebak, secara tidak langsung saya diharuskan untuk membuat sebuah buku dalam tahun ini. Tapi ya sudahlah.. toh saya terjebak dalam janji yang benar.  
            “Harry Potters and the deathly Hallows Part 2”, apakah saya penggemar berat film HP? nggak.. Lalu kenapa milih cerita itu? Iseng aja.. Soalnya teringat film HP yang belum selesai dirilis bagian keduanya, jadi ya.. saya modif deh.., Hehehe. Sebenarnya kemarin pengen juga ngebuat judulnya “Narnia: The Way to Heaven”, “Avatar: View Of Live”, tapi ya sudahlah… Nanti aja deh..
            Dalam penulisan buku ini sebenarnya banyak ilmu dan kalimat yang dicopas dan diedit lagi dari perkataan orang, literatur dan berbagai macam sumber bacaan. Jadi, makasih banyak atas inspirasinya. Dan Syukran sebanyak-banyaknya kepada semua keluarga, sepupu, sanak saudara, paman, bibi, nenek yang secara langsung maupun tidak langsung menginspirasi saya dalam membuat rangkaian tulisan ini.
            Terima kasih juga saya sampaikan pada semua ikhwah di Banjarbaru yang banyak mengajari dan memotivasi saya dalam menjalani manisnya perjuangan. Syukran akh zayed (menginspirasi sekali..), akh Ahmad Adityawarman (terima kasih atas segala bantuan selama ini), akh Fajar (Kedokteran 2009 yang bersedia saya jadikan salah satu tokoh di cerita ini), akh Grifan, akh Furqan, akh Sadiqur (Musrif saya..), akh Ibrahim, akh Untung, kepada semua ustadz-ustadz saya, ust. Anshar, ust. Mahali, ka fauzan Muttaqien, Guru besar saya, alm KH. Zaini Abdul Ghani, Guru Juhdi, KH Husin Nafarin, syukran kembali saya sampaikan kepada ka akbar, ka Nur, ka Dimas dan tak lupa kawan-kawan FKM, akh Danang, akh Amrullah, akh Rizky, akh Tono, Akh Adi, Pokoknya semua rekan-rekan seperjuangan deh.. tetap semanggggaat..!
            Dan buat ikhwah di Banjarmasin serta kawan-kawan di Jakarta, Mataram, Surabaya, Jogjakarta, Makassar dan semuanya dari Sabang sampai Merauke, salam aja deh.. Semoga lancar-lancar aja kuliah dan sekolahnya. Khususnya buat kawan-kawan di Universitas Kairo sana.. Hisashiburi desu ne.. Tetep Jaya ya fren!! I luv yu ol..  OOuwh Yeahh..
Emang ada? Engga.. Yah..siapa tau aja ada yang baca  buku ini dan jadi kawan saya deh.. hehe.
            Saya sadar bahwa apa yang saya perbuat pasti tak luput dari kesalahan. Saya juga sadar sesadar-sadarnya bahwa ini semua masih gak ada apa apanya. Oleh karenanya saya menerima segala kritikan dan sumbang saran dari para pembaca. Saya juga bersedia menerima SMS, surat ancaman, surat gadai, surat cinta, surat kaleng, bahkan kalengnya sekalian. Dan.. saya juga bersedia menerima kiriman parsel atau bunga yang ada amplopnya+tulisan gede ”I love you, but I hate you”.  Akhirnya.. Selamat berpetualang..
Jika hidup ini singkat dan melenakan
Jika Allah menjanjikan surga beserta kenikmatannya
Jika Akhirat itu betul-betul lebih daripada dunia
Jika ibadah yang kita lakukan adalah yang terakhir kalinya
Maka.. Seperti apa kita akan menjalaninya..

Banjarbaru, April 2011


Muhammad Nizar