Bismillah…
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tulisan ini gue mulai
dengan sebuah pertanyaan kepada elo semuanya, *******Jreng2********* “Pernahkah
Kamu… Duhai Adinda maupun Kakanda, berfikir tentang PERTANYAAN MENDASAR DALAM
KEHIDUPAN? Jika jawabannya ‘yes’.. tentu gue tak ingin bermaksud menyinggung
tulisan ini, lagipula apalah artinya sebuah “singgungan” jika tak menimbulkan
efek yang berarti? (sesuatu banget bukan?). Tapi ternyata, oh, ternyata… Banyak
dari kita semua, tidak sadar akan pentingya poin tersebut, bahkan tak peduli,
iya….. tak peduli!
Maka, inilah yang mendasari gue
untuk kembali mengingatkan kawan2 semuanya untuk kembali membuka pikiran,
sembari mengekehkan pendirian gue jua di jalan yang.. (semoga) diridhai Allah
ini.
Oke fren, seandainya nih…, elo
menempatkan diri loe sebagai orang yang baru sembuh dari kecelakaan motor
karena diri loe tak sengaja nabrak banci yang sedang nangkring diper 4 an
jalan, ciyus elo digebukin, dan
mengalami benturan keras dikepala. Nah, kemudian diri loe lupa akan eksistensi
diri dan bahkan memori keseluruhan tubuh loe telah terhapus, saat membuka mata,
tak pelak lagi bingunglah engkau duhai adinda kakanda, akan banyak sekali
pertanyaan yang muncul dibenak engkau. Hal yang pertama kali engkau amati
mungkin tubuhmu sendiri, kamu mengamati bagian2 yg engkau pikir milikmu,
mengamati lingkungan sekitar, bingung dengan semuanya.
Untuk sejenak marilah kita
menempatkan diri pada posisi tersebut, atau dengan bijaksana mengajukan
beberapa PERTANYAAN MENDASAR pada diri kita sendiri? Apakah kita akan berusaha
memahami siapakah diri kita? mengapa ada disini? mengapa kita harus ada dan
apakah alasan semua ini harus ada? atau apakah kita akan dengan ringannya
mengabaikan semua pertanyan tersebut dan hanya peduli tentang “BAGAIMANA AKU
MENIKMATI HIDUP INI”? Tidakkah seharusnya PERTANYAAN MENDASAR yang muncul
dibenak pikiran kita adalah:
-Siapa aku?
-Siapa yang menciptakanku, siapa yang menciptakan tubuhku yang
sempurna ini?
-Siapa yang telah menciptakan seluruh Alam yang teratur dan luar biasa
ini?
-Apakah yang Dia (Yang telah menciptakanku) inginkan dariku?
-Apa yang seharusnya kulakukan?
Satu2nya hal yang membuat kita menjadi ‘tidak bijaksana’ dalam memikirkan
hal ini adalah karena kita telah berada di dunia ini dalam waktu yang lama.
Kita tidak seperti orang yang gue analogikan tadi, yang benar2 lupa akan jati
dirinya. Sudah banyak memori yang telah masuk di ruang pikiran kita, begitu
banyak pengaruh, dari teman, keluarga, lingkungan. Sehingga, tak jarang kita
“TIDAK PEDULI” terhadap poin2 mendasar itu.
Lalu, pertanyaan selanjutnya, apa yang mengingatkan kita? ketika kita
lupa/tak sadar akan poin2 tersebut. Inilah fungsi Al-Qur’an yang memang
merupakan pedoman n petunjuk hingga akhir zaman, dan hadits Rasulullah, yang
memang tujuan diutusnya pun untuk menyadarkan umatnya yang sering lupa akan
jati dirinya.
Mengenai hal ini,
coba kita perhatikan POIN2 berikut!
•
Siapa
yang menciptakan ku? Siapa yang menciptakan
tubuhku yang sempurna ini? Firman Allah: “Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”
(Al-’alaq: 1-2)
•
Siapakah
yang telah menciptakan bumi dan isinya ini?Firman Allah: Katakanlah:
"Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu
mengetahui?“ Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah.“ Katakanlah:
"Maka apakah kamu tidak ingat?“ (Al-Mu’minun: 84-85)
•
Apa
tujuan aku diciptakan ? Firman Allah: Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka “menyembah-Ku” (Adz-Dzariyat: 56)
•
Siapa
yang harus kusembah? Siapa yang harus
aku ta’ati?
(Zat) yang demikian
itulah “Allah”, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.
Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (Yunus: 3)
Hai orang-orang yang
beriman, “taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu.” Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa: 59)
•
Agama
apa yang harus kupilih? Sesungguhnya
agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah ISLAM (Ali-Imran : 19)
•
Apa yang
harus kulakukan dibumi ini? Rasulullah bersabda “Jadilah engkau didunia ini
seperti orang asing, atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat” (HR.
Bukhari), maksudnya adalah, layaknya seorang musafir yang sedang mengembara ke
suatu tempat, ia tidak ingin berdiam lama di tempat yang bukan rumahnya, ia tak
menikmatinya, ia ingin bersegera kembali ketempat asalnya, home sweet home. Begitulah seharusnya seorang muslim, kita semua
nantinya akan kembali ke tempat asal kita, akhirat kelak. Maka, seorang muslim
akan menyadari bahwa mereka di dunia hanya sementara Mereka menyadari bahwa
semua akan mereka tinggalkan, Mereka merindukan berkumpul kembali pada tempat
asalnya.
Betul bukan??? sebetulnya akan
sangat mudah bagi kita untuk menjawab PERTANYAAN MENDASAR tersebut, hanya saja
kita malas untuk membaca, memahami, bahkan mengamalkan isi Al-Qur’an dan pesan2
Rasulullah SAW. Sehingga, layaknya ‘butiran debu’ yg terbang kesana-kemari,
begitulah engkau nanti ketika lupa akan jati dirimu, tak peduli dgn aturan
Allah, maksiat terus, mengejar dunia yg tak ada habisnya, dikasih cobaan dikit
ngeyel, diberi nikmat bersyukur, de el el.
“I don’t care bung”, ahh.. ini adalah sebuah penyataan yang gue
sayangkan, masalahnya, dirimu tak akan bisa lagi berkata2 seperti itu dihadapan
Zat yang Maha Kuasa & dan Maha Adil di Yaumul Akhir nanti, ketika semua
amalan2mu bahkan ‘pemikiran’ mu wahai teman…., pasti akan
dipertanggungjawabkan.
Oya, ane sekalian promsosi nie cuy, 5 Mei 2013, MK ---->>>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar