About this blog..

Total Tayangan Halaman

Menu

1/17/2011



            Konon, Di suatu “Program Studi” dalam suatu fakultas, dari sekian banyak mahasiswa, hiduplah dua orang pria dan satu wanita. Mereka bertiga terlibat permainan cinta yang sangat rumit. Dua orang pria ini mencintai satu wanita yang sama. Mereka berdua selalu bersaing untuk mendapatkan hati wanita tersebut. Kenapa? Ya.. karena wanita tersebut bisa dibilang merupakan idola di angkatannya (Emmh.. bs dibilang bunganya lah…). Pria yang pertama mempunyai banyak kelebihan. Dia seorang anak band, ganteng, gagah, kaya, cool, berwibawa, daaan semuaa ke’keren’an ada pada dirinya.. pokoknya superstar jg lah…. Pria yang kedua orangnya kumel, lusuh, lecek, jerawatan, miskin, jUEELeK nya minta ampun.. Pokoknya semua ke’jelek’an ada pada dirinya, tapi.. dia adalah tipe orang yang tidak mudah menyerah.
            Nah.. Pertama kalinya sang wanita jatuh cinta nih.. kepada sang superstar tadi. Mereka saling suka, saling perhatian, & sama-sama saling mencintai. Namun, sang pria satunya karena saking cintanya dia kepada wanita tadi, dia rela melakukan apapun demi mewujudkan cintanya, dia rela “jatuh bangun” berkali2, rela ikut2an program ketik REG (spasi) AURA, ikut2an reality show “Terhemek-hemek”, dan kegagalan pun terus2an menimpanya, sampai dukun pun dijadikannya alternatif (…ckckck). Terjadilah keragu2an dalam hati wanita tadi. Dia bingung untuk memilih siapa yang pantas menjadi pendampingnya. Hingga dia adakan sayembara bahwa siapa yang bisa membuatkannya Perahu besar & canggih seperti TITANIC dalam satu hari yaitu hari yang malamnya Jum’at kliwon dengan durasi: mulai dari terbit fajar  hingga terbenamnya matahari ( -_- ..Ckckck) dialah yang pantas mendapat predikat “sang pujaan hati” dari wanita tadi. Dua orang pria itu pun berusaha sekeras mungkin. Namun, siang harinya setelah wanita tadi melakukan pembayaran Iuran untuk semester II di Bank BNI UNLAM Cabang Banjarmasin, dia tidak sengaja berpapasan dengan seorang pria yang shaleh, berwibawa, & baik hati di depan mesjid kampus. Mereka saling kagum, jatuh cinta, melaksanakan akad nikah, dan hidup bahagia selamanya. THE END.

Pembaca          : Koq aneh….???
Penulis             : Apanya?
Pembaca          : Ga nyambung ceritanya..
Penulis             : Emang..
Pembaca          : Hubungannya sama judul tulisannya?
Penulis             : Ngga ada..
Pembaca          : Ihhhh.. dasar gaje..
                          tapi….. saya suka…. ^^   ya ampuuun.. tanda tangannya doong…
Penulis             : Oo.. boleh.. Silahkan.. (mengambil spidol & novel bergambar “si                                                     penulis” dengan gayanya yg stay cool)

Ketika CINTA Ber’dzikir’ (KCB)
Assalamu’alaikum Wr.wb.
(Mencoba memplesetkan judul buku dari novel terkenal Ketika Cinta Ber’tasbih’.. Apa? Ga ada bedanya..? terserah si penulis dong..,yg buat jg sy.. mau saya tulis Ketika Cinta Bermain Layang-layang jg terserah sy..)

Ahhh, sebenarnya cinta itu apa, sih?

        Saya yakin tentu banyak di antara kalian yang melontarkan statement atau teori-teori handal untuk menjawab pertanyaan ini. Tapi apa kalian yakin jawaban itu yang paling benar? Soalnya, dari zamannya Meganthropus Paleo Javanicus (paleolithikum) sampai sekarang, atau mungkin sampai kiamat nanti, teori-teori definisi cinta tak akan ada habisnya. Mengapa?? Karena cinta itu relatif! Ia bukanlah “pernyataan”. Dalam logika matematika, sebuah kalimat disebut pernyataan apabila sesuai parameter benar atau salah. Misal, 2 x 2 = 4 (benar). Bumi itu bentuknya trapesium (salah). “Yg nulis” ini keren, gagah, & cool (eitss, entar dulu.. Bisa jadi 85% akhwat di dunia ini menyatakan itu benar, tapi belum tentu sisanya mengatakan sebaliknya..).
        Jadi, kalimat yang dibumbuhi kata sifat, seperti baik, ganteng, bagus, jelek, dan lain sebagainya, bukanlah pernyataan. Hal ini karena kata tersebut tidak bisa dikatakan benar atau salah. Bisa jadi saya mengatakan Fulan baik, tapi belum tentu kalian sependapat, kan? sama saja dengan cinta. Ia tak terdefinisikan. Ia relatif. Ia ibarat bentuk air yang selalu berubah mengikuti mediumnya. Itulah yang menyebabkan teori definisi tentang cinta tak akan ada habisnya.

Jadi, apa itu “C.I.N.T.A”? Lagunya abang haji Rhoma Irama,, (masa sih..? -_-)
CINTA?? Hmmh.. Yaaaa, gituu deh…  

Jenis-jenis cinta? Emang ada ya? 

       Ada dong! p = P/g.h atau p = m/V, p=rho  (…???). Sebagai seorang yang beriman (ceilee..), kita harus tahu nih jenis dan dari mana cinta itu berasal, biar gak salah dalam menggunakannya. Emang penting? Ya iya dong! Kenapa? Ya.., karena cinta itu ibarat sebuah atom energi. Jika disalahgunakan, ia akan menjadi nuklir penghancur yang sangat dahsyat! Tapi jika digunakan sebagaimana fitrahnya, ia dapat menjadi PITC (Pembangkit Iman Tenaga Cinta) Emangnya hnya PLTA aja yg ada pembangkitnya, owh.. tdk bisaaa.. iman jg ada.. yang manfaatnya tiada kira. Nah loh… mantap, kan?
     Secara global, cinta itu ada dua. Pertama, cinta kepada Allah SWT. Yang ini asalnya dari iman. Orang-orang biasa menyebutnya sebagai mahabbatullah, cinta kepada Allah SWT. Cinta ini adalah yang paling fundamental dan hakiki. Cinta Yang Maha Cinta yg dpt memberikan energi positif tak habis-habis. Kedua, cinta kepada selain Allah SWT. Ini asalnya dari nafsu. Tenang aja, nafsu itu juga fitrah kok. Asal jangan berlebihan, apalagi melebihi cinta kepada-Nya. Kenapa? Karena itu sama saja dengan syirik! Syirik adalah menduakan Allah SWT atas apa pun. Jadi kalau cinta kita kepada selain Allah SWT melebihi cinta kita kepada-Nya, itu artinya SYIRIK.

Kenalan dengan cinta yuk! Mau? Mau? Mau?

      Cinta itu apa sih?!! Udah dibilang dari td, cinta itu tdk dpt didefinisikan. Namun bukan berarti ia sulit untuk dikenal. Ia dapat diidentifikasi lewat tanda-tandanya. Mau tau? Nih, ada tujuh tandanya. Oh iya, biar gampang, kita coba bandingkan dengan fenomena pacaran, SETUJU?!! Hrs setuju pokoknya… (maksa ya.. terserah saya dong..)

 1. Dzikir (ingat)
Ingat Allah SWT kapan pun dan di mana pun. Baik suka maupun duka. Coba deh bayangin, kalau sedang pacaran, yang ada di otak pasti si doi terus kan. Nah, kalau abis pacaran, trus tiba-tiba kita dipanggil Yang Maha Kuasa dalam keadaan otak sedang dipenuhi si doi, gimana tuh hasilnya? “Mau Dibawa Kemana” di akhirat kelak?? Sementara kalau kita ditanya “Mau masuk surga atau neraka anak-anaaak…? kita semua serentak menjawab, “SURGA!!!”   hedehhh.. -_-

  2. I’jab (mengagumi)

       Kagum artinya merasa tidak ada kejelekan sedikit pun pada objek yang dikagumi. Sedangkan siapakah yang Maha Sempurna dan yang Maha Tidak Ada Kekurangan? Sudah pasti Allah SWT kan. Tapi coba bayangin deh, misal kita sedang pacaran, di mata kita pasti si doi gak ada ‘lecet’nya. Biar org2 bilang sebaliknya jg, tetep aje pokoknya di mata kita dia yang paling oke deh, Iya nggak? Ayooo.. Ngakuuu!

 3. Ridho (rela)

       Orang kalau udah cinta, mau diapain aja rela deh! Iya nggak? Dalam pacaran, kalau si doi mukul, itu namanya pukulan cinta. Kalau si doi marah, itu artinya marah krn cinta., Klo si doi KENTUT... Itu namanya.. (#$%@&^*/?…-_-“) Dan… bla-bla-bla. Gak ada habisnya deh.. Intinya, apa yang dilakukan dan diputuskan oleh si doi, disambut dengan kerelaan yang luar biasa. Tapi sebaliknya nih, giliran Allah SWT kasih ujian sedikit aje, misalnya dompet hilang, kita rasanya “ ‘Gusar’ Setengah Mati”,, ke mana-mana bawaannya senewen, bibir tdk simetris, nyalah2in org, bahkan sampai dgn Allah SWT bilang ky gni, “Ya Allah.. Mengapa kau berikan aku cobaan seberat ini..?!”Giliran dikasih nikmat malah lupa bersyukur. Cekaceka.Naudzubillah.

 4. Tadhiyah (pengorbanan)

        Dalam pacaran, terdapat kalimat klasik, “Apa sih yang nggak buat kamu? Percaya deh, ku kan selalu ada untukmu. Bahkan, jk hrs.. ke gunung akan kudaki, ke laut pun kan kuselami, klo tdk percaya belahlah dadaku sayang.. ‘I love u beibeh’ *alay.... #$%@&^*/?” *Tiiit.. Tapi giliran untuk Allah SWT, kita malah ogah-ogahan. Disuruh sholat aja malas-malasan. Disuruh dakwah, entar-entaran. Kalau cinta sama Allah SWT, mestinya kita niatkan dalam diri, “Apa sih yang enggak buat Allah SWT?” Betul, betul, betul…

 5. Khouf (takut)

      Cinta kepada Allah SWT membuat kita takut. Takut kalau jauh dari Allah SWT, takut kalau amal ibadah kita ditolak oleh Allah SWT, takut Allah SWT mencampakan kita, dan lain sebagainya. Tapi dalam pacaran, SEMUA BERUBAH. Takut kalau diTOLAK, diPUTUSIN, diCUEKIN, daaan bla-bla-bla. Haduuuh, gak ada abisnya deh…...

 6. Roja’ (harap)

        Nah, yang ini gak jauh beda sama khouf. Cinta kepada Allah SWT akan membuat kita berharap dan menggantungkan diri pada-Nya. Senantiasa memohon pertolongan kepada-Nya, berharap Allah SWT menerima amal-amal kita, de es be. Intinya ada rasa kebutuhan dan ketergantungan diri kita kepada-Nya. Sementara kalau cinta selain kepada-Nya, kita cenderung berharap pada dunia ketimbang pada-Nya. Ex: “Aku ‘harap’ kita bs berdua selamanya cintaku…,” “Tuhan.. berikanlah aku hidup.. 1x lagi utk bs bersamanya..”(Udah minta dihidupin, pengen berbuat dosa lg.. Hedeh.. -_-“) Kalau sudah begini, APA KATA DUNIIAA?!!

 7. To’at (taat/patuh)

       Orang kalau udah cinta, mau diapain juga nurut-nurut aje. Disuruh beliin makanan, nurut. Disuruh ngerjain tugas, nurut. Disuruh lari2 di FK dari dedung farma ke gedung fisio, & memutari gedung utama sebanyak ‘tujuh kali’ jg….. (…… -_-“) Disuruh begini, nurut. Disuruh begitu, juga nurut. Ada istilah, “ini bukti cintaku kpd mu...” Gak perlu dipikir yang diminta logis atau tidak, yang penting si doi minta, kita harus patuh. Hedehh, lagi-lagi yang begini nih yang NGACO bin Haji lebay (alm).
        Sementara di sisi lain, kita mengaku orang beriman yang cinta kepada Allah SWT. Lantas sudahkah kita membuktikan cinta kita pada-Nya dengan kepatuhan dan ketakwaan? Nah, apakah sdh bener orientasi kita pada ketujuh tanda-tanda cinta ini? Kalau belum, yuk latihan dan sungguh-sungguh mencintai-Nya. Karena CINTA itu… memBIASAkan yang BENAR, & bukan memBENARkan yang BIASA..
            Trus, apakah kita gak boleh cinta sama sekali dengan selain-Nya? wuihh.. Kata siapa? Boleh koq.. kt boleh mencintai orang tua, isteri, anak, harta, dan lainnya, asal tidak melebihi, apalagi menjauhkan diri kita dari Allah SWT. Satu hal yang penting untuk diingat, cinta itu harus diikuti dengan tanggung jawab. Jangan bilang ‘CINTA’ jk belum siap bertanggung jawab. Maka, fenomena pacaran adalah bukti konkret cinta (sesaat) yang tidak diikuti tanggung jawab. Kenapa? Karena sebagai seorang Muslim, tanggung jawab cinta kepada orang yang bukan muhrim adalah dengan menikah, bukan dengan pacaran.

Pembaca                                  : Selain pacaran apa aja lagi yg ga boleh ‘ketika cinta datang                                                              menyapa’ ??
Penulis                                     : Hmmh.. Sahabatan (bilangnya sih sahabatan aja…, demi                                                                  menghindari status “pacaran” padahal prakteknya ya sama aja..,)                                                     TTM, HTS, Menghayal Jorok, Baca Novel Romantis, Curhat.
Pembaca (akhwat)                   : Curhat ? Maksudnya?
Penulis                                     : Emm.. terkadang orang yg dilanda “CINTA” suka cerita2 yang ga ada manfaatnya dengan teman2nya, bahkan lebih banyak mudharatnya, nah.. yg dikhawatirkan adalah kita malah menceritakan cerita yg ga bagus2nya tentang org lain, ghibah kan namanya, bahkan jika itu tdk benar. Berarti “Ha Dzihi Fitnah..” *Fahri AAC mode on
Pembaca (akhwat)                   : Waduh.. Koq saya kena banget yach.. apalagi curhat itu,, ngga sama teman, di status FB pun sering saya jadikan tempat curhat, Ya Allah.. Ampunilah hamba-Mu ini.. terima kasih penulis.. Hiks2..
Seseorang yang protes            : Tapi kan, dengan pacaran kita bisa memilih2 apakah si “Dia” cocok dijadikan pasangan seumur hidup? Kan ada kata2 bahwa hidup itu adalah pilihan, “Life Is Choice”, sewaktu training dgn ust. Felix Shiaw kan ada dibilang seperti itu, anda tidak memperhatikan ya..?
Penulis                                     : (Sudah salah.., berdalil pula… -_-)
                                                  Dasar kamu ini, kalau mau memilih2 mulai dari sekarang dong,                                                        tentukan yg mana yg bener2 “click” di hati, ngga perlu dgn                                                              pacaran kan…
Seseorang yang protes            : Lalu bagaimana bisa tanpa pacaran tapi kita sangat mencintai                                                           seseorang dan belum siap untuk menikah ?!!!
Penulis                                     : KHITBAH!! Lebih jujur, lebih bersih, lebih hemat, lebih terarah,                                                                            & lebih asyik… Dan halal.
Seseorang yang protes            :  KHITBAH? Apa tuh?!!
Penulis                                     : Khitbah itu kita datang menemui orang tua dari wanita yg dicintai terus kita nyatakan bahwa kita berniat serius dengannya namun untuk menikah masih perlu persiapan. Nah, seorang wanita yg telah di “KHITBAH” dia tidak boleh di khitbah ataupun dilamar lagi oleh orang lain kecuali ada syarat2/persetujuan tertentu dr masing2 pihak, tapi tetep.. ini hanya perjanjian saja, kan kita takut sang wanita diambil org lain aja bukan? praktek berdua2an, pegang2an, jalan2, dsb masih ga boleh.. AWAS LO..!!
Seseorang yang protes            : Ooooooooooooowwh…. 

Ya udah deh, cukup sekian dan terima kasih. Semoga pembicaraan kita tentang cinta kali ini dapat memberi manfaat positif dan menjadikan kita hamba-Nya yang penuh cinta kepada-Nya, serta istiqomah dalam membuktikan cintanya. Kritik & saran tdk diterima. PROTES lagi?!! (waduh.. maksa amat ya.. terserah sy dong, yg nulis siapa? Hayoo..) Akhirul kalam. Wassalamu’alaikum Wr. wb. 

Tidak ada komentar: